Bahaya Dosa Pembunuhan dalam Pandangan Islam
Hancurnya dunia lebih ringan dibandingkan hilangnya nyawa seorang muslim. Maka, jagalah nyawa dan hubungan kita dengan sesama, karena di mata Allah, setiap nyawa itu mulia
Hampir setiap hari, kita mendengar kabar tentang pembunuhan, baik melalui televisi maupun media sosial. Tragisnya, kasus-kasus tersebut tidak hanya melibatkan orang asing, tetapi juga keluarga terdekat. Seorang anak membunuh orang tuanya, saudara kandung menghilangkan nyawa saudaranya sendiri, atau sebaliknya. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar tentang betapa rendahnya penghargaan terhadap nyawa manusia.
Jika kita menelusuri lebih dalam, pembunuhan tidak terjadi begitu saja. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi, seperti dendam, kecemburuan, tekanan ekonomi, hingga pengaruh buruk lingkungan dan media. Tidak sedikit juga kasus pembunuhan yang dipicu oleh emosi sesaat yang tidak terkendali. Padahal, setiap tindakan memiliki konsekuensi, baik di dunia maupun di akhirat.
Munculnya kasus-kasus seperti ini menjadi cermin bagi kita untuk merenungkan nilai nyawa manusia. Apakah kita telah memahami betapa berharganya kehidupan? Apakah kita telah menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada generasi penerus? Ironisnya, di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, penghargaan terhadap nyawa justru semakin memudar.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan bahwa setiap manusia adalah ciptaan Allah yang berharga. Kehidupan seseorang tidak hanya berhubungan dengan dirinya sendiri, tetapi juga dengan keluarganya, lingkungannya, bahkan masyarakat luas. Kehilangan satu nyawa dapat membawa duka mendalam yang tak terbayangkan bagi orang-orang di sekitarnya.
Dalam Islam, nyawa seorang muslim memiliki nilai yang luar biasa tinggi. Bahkan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan bahwa hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang muslim. Pernyataan ini menegaskan bahwa kehidupan adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab, baik oleh individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Islam sebagai agama rahmah (kasih sayang) memberikan penghormatan luar biasa terhadap nyawa manusia. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya hancurnya dunia itu lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim."
(HR. Nasa'i 3987, Turmudzi 1395, dishahihkan Al-Albani)
Dengan dasar ini, Islam melarang keras tindakan yang dapat menghilangkan nyawa, baik diri sendiri maupun orang lain, kecuali karena alasan yang dibenarkan secara syariat, seperti jihad di jalan Allah. Namun, jihad dalam Islam memiliki syarat-syarat tertentu, dan tidak semua tindakan yang melibatkan hilangnya nyawa dapat dikategorikan sebagai jihad fi sabilillah.
Jihad adalah salah satu alasan syar'i untuk mempertaruhkan nyawa, mengingat manfaatnya yang besar. Orang yang mati dalam jihad disebut sebagai syahid dan mendapat kehormatan tinggi di sisi Allah. Namun, jihad sejati harus memenuhi kriteria tertentu, sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Siapa yang berperang agar kalimat Allah ditinggikan maka dia di jalan Allah."
(HR. Bukhari & Muslim)
Sayangnya, banyak kekeliruan dalam memahami jihad, sehingga tindakan kekerasan seperti perkelahian antar kelompok atau pembunuhan atas nama fanatisme dianggap sebagai jihad. Padahal, Rasulullah dengan tegas menyatakan bahwa orang yang berperang karena motivasi kelompok atau fanatisme, dan terbunuh dalam kondisi tersebut, akan mati dalam keadaan jahiliyah (dosa besar).
Ancaman Berat bagi Pelaku Pembunuhan
Islam memberikan peringatan keras kepada siapa saja yang berniat menghilangkan nyawa orang lain tanpa alasan yang dibenarkan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila ada dua orang muslim yang saling adu pedang, maka si pembunuh dan korbannya sama-sama di neraka."
(HR. Bukhari 31, Muslim 2888)
Hadis ini menggambarkan betapa beratnya dosa pembunuhan. Bahkan korban pembunuhan dapat menyeret pelakunya ke pengadilan Allah di akhirat, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
"Orang yang membunuh dan yang dibunuh akan datang pada hari kiamat dengan menenteng kepala temannya (yang dibunuh), dan korban melaporkan: Ya Allah, tanyakan kepada orang ini, mengapa dia membunuhku?"
(HR. Ibn Majah 2621, dishahihkan Al-Albani)
Kesimpulan
Nyawa seorang muslim sangatlah berharga di sisi Allah. Karena itu, setiap muslim harus menjaga hati dan tindakan agar tidak terjerumus dalam dosa besar yang melibatkan penghilangan nyawa. Dalam perselisihan, selesaikan dengan cara damai dan jauhi permusuhan yang dapat menjerumuskan ke dalam kebinasaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI