Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tiga Penyesalan yang Terlambat Disadari Manusia

27 Januari 2025   20:15 Diperbarui: 27 Januari 2025   20:15 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah ini menggambarkan wanita yang sepanjang hidupnya tidak peduli terhadap kewajiban menutup aurat. Ia lebih memilih mengikuti tren mode yang terkadang tidak sesuai dengan syariat Islam. Ketika nasihat diberikan, ia menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak relevan atau bahkan membatasi kebebasannya. Namun, pada akhirnya, ia mengenakan "pakaian tertutup" hanya saat ia telah wafat kain kafan yang menjadi penutup terakhirnya.

Saya teringat cerita seorang teman tentang wanita muda yang meninggal dalam kecelakaan mendadak. Semasa hidupnya, ia sering mengabaikan nasihat untuk menutup aurat. Ketika jenazahnya dimandikan dan dikafani, semua orang terdiam, menyadari betapa akhirnya auratnya ditutupi dalam keadaan yang tidak pernah ia bayangkan. Kisah ini menjadi pengingat betapa pentingnya memanfaatkan hidup untuk taat kepada Allah sebelum semuanya terlambat.

3. Seseorang yang tidak pernah bersedekah kecuali keluarganya bersedekah atas namanya

Kisah terakhir adalah tentang seseorang yang tidak pernah mau berbagi rezeki dengan sesama. Ia begitu sibuk menumpuk harta, namun lupa bahwa sedekah adalah investasi untuk akhirat. Ketika ia wafat, amal sedekah baru dilakukan oleh keluarganya atas namanya. Namun, itu pun belum tentu dilakukan dengan penuh ketulusan atau kepedulian.

Ada cerita dari seorang kerabat tentang seorang lelaki kaya raya yang meninggalkan banyak harta, tetapi sangat sedikit berbuat kebaikan selama hidupnya. Ketika meninggal, keluarganya hanya bersedekah kecil-kecilan untuknya, lebih sebagai formalitas daripada bentuk kasih sayang. Padahal, jika ia bersedekah semasa hidup, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh orang lain, tetapi juga menjadi bekal yang terus mengalir untuk dirinya di akhirat.

Ketiga kisah ini menjadi pelajaran berharga bahwa kesempatan untuk berbuat baik adalah sekarang, bukan nanti. Jangan biarkan kesibukan duniawi mengalihkan perhatian kita dari kewajiban sebagai hamba Allah. Sebab, waktu adalah ibadah, dan setiap detik yang diberikan kepada kita harus diisi dengan ketaatan kepada-Nya.

Manusia sering kali lupa bahwa dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Kita terlalu sibuk mengejar kesenangan dunia yang fana, hingga lupa bahwa waktu terus bergulir dan tidak akan pernah kembali. Pada akhirnya, kematian datang tanpa memberi peringatan, dan penyesalan menjadi teman yang tak terhindarkan.

Manusia memang sering tergesa-gesa dalam mengejar urusan duniawi, tetapi justru santai ketika menghadapi panggilan Allah. Ketika suara azan berkumandang, banyak dari kita yang enggan bergegas memenuhi panggilan-Nya. Ironisnya, untuk urusan dunia, kita bisa rela menunggu berjam-jam agar tidak terlambat. Maka, penting bagi kita untuk merenungkan makna waktu yang sebenarnya bahwa waktu bukan sekadar uang, melainkan ibadah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Firman Allah dalam QS Al-A'la ayat 16 mengingatkan, "Sedangkan kamu lebih mengutamakan kehidupan dunia." Ayat ini menjadi refleksi atas perilaku banyak manusia yang lebih mengutamakan kesenangan dunia dibanding mempersiapkan bekal akhirat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui orang yang begitu sibuk mengejar harta, jabatan, atau popularitas, tetapi lupa menyisihkan waktu untuk beribadah, berbuat baik, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Waktu adalah anugerah yang tak ternilai. Setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali. Sebagaimana nafas kita yang terus berjalan, hari-hari yang terlewat membawa kita semakin jauh dari hari kelahiran dan semakin dekat ke liang kubur. Umur yang tersisa adalah misteri, dan tidak ada seorang pun yang tahu kapan masanya akan tiba. Oleh karena itu, jangan biarkan hari ini berlalu tanpa kebaikan.

Kita tidak boleh tertipu oleh usia muda atau tubuh yang sehat. Kematian tidak mengenal usia maupun kondisi tubuh. Setiap orang harus terus berbuat baik, berkata baik, dan menebarkan manfaat bagi sesama. Jadilah seperti akar yang tak terlihat, tetapi menyokong kehidupan. Jadilah seperti jantung yang terus berdetak, meski tak tampak oleh mata. Hidup ini adalah perjalanan menuju kematian, dan kematian adalah awal kehidupan abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun