Kedua, musibah itu adalah sesuatu yang serba sulit, namun dapat diatasi dengan ilmu. Tanpa ilmu yang memadai, seseorang dapat menderita kerugian besar, bahkan berisiko menghadapi kesengsaraan dunia dan akhirat. Firman Allah:
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah [2]: 155).
Ketiga, semakin besar musibah, semakin tinggi pahala yang diberikan Allah. Nabi dan Rasul adalah contoh terbaik dari mereka yang mampu melewati musibah dengan penuh kesabaran, yang kemudian mendapat balasan besar di sisi-Nya.
Keempat, sesulit apapun musibah, manusia pasti mampu mengatasinya. Allah tidak akan memberikan beban yang melampaui kemampuan hamba-Nya. Firman Allah:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
(QS. Al-Baqarah [2]: 286).
Musibah bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, ia adalah sarana bagi manusia untuk belajar, bertumbuh, dan semakin dekat dengan Sang Pencipta. Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi setiap ujian hidup.
Kesimpulan
Musibah adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, hadir sebagai ujian untuk menguji keimanan, kesabaran, dan ketangguhan. Dengan memahami sifat-sifat musibah dan bersandar kepada Allah, setiap manusia dapat menghadapi ujian hidup dengan penuh keikhlasan. Bekal ilmu, sikap tawakal, dan usaha yang sungguh-sungguh akan membantu kita melewati kesulitan dengan lebih bijaksana. Ingatlah bahwa musibah bukanlah akhir, melainkan awal dari kebaikan yang lebih besar jika kita mampu memetik hikmah darinya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI