Contoh: "Saya ada di sini untuk membantu kamu mencapai yang terbaik. Jangan ragu untuk datang jika kamu butuh bantuan."
10. Tunjukkan Bahwa Rapor adalah Alat Evaluasi, Bukan Penentu Masa Depan
Tekankan bahwa rapor adalah alat untuk melihat perkembangan dan menemukan cara untuk menjadi lebih baik, bukan akhir dari segalanya.
Contoh: "Rapor ini hanya langkah kecil dalam perjalanan panjangmu. Kamu punya banyak kesempatan untuk terus berkembang dan mencapai impianmu."
KesimpulanÂ
Pembagian rapor bukan hanya formalitas, tetapi merupakan bagian penting dari proses pembelajaran yang membantu semua pihak---siswa, orang tua, dan sekolah---bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik
Baik guru maupun siswa, pembagian rapor adalah momen penuh emosi karena mencerminkan hasil dari usaha mereka selama satu periode pembelajaran. Namun, dengan pendekatan yang positif dan komunikatif, momen ini dapat menjadi sarana untuk memotivasi, memperbaiki, dan merayakan pencapaian bersama.
Motivasi saat pembagian rapor adalah tentang menanamkan rasa percaya diri, mendorong usaha terus-menerus, dan mengubah cara pandang siswa terhadap hasil belajar. Dengan pendekatan yang penuh empati, guru dapat membantu siswa melihat rapor sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai beban atau penghakiman.
Pembagian rapor adalah momen evaluasi yang sangat penting, tetapi lebih dari itu, ia adalah titik awal untuk perubahan. Dengan pendekatan yang tepat dari guru dan orang tua, siswa dapat termotivasi untuk terus memperbaiki diri. Bukan hanya menjadi momen untuk melihat hasil belajar, tetapi juga peluang untuk merencanakan masa depan yang lebih cerah. Mari jadikan rapor sebagai motivasi, bukan penghakiman, dan terus dukung siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H