Goresan Tinta Sang Pendidik
Di pagi buta ia memulai langkah,
Menuju ruang kelas yang penuh berkah.
Tak peduli peluh membasahi dahi,
Cita-cita bangsa tetap ia raih.
Goresan tinta di atas kertas putih,
Menjadi awal masa depan yang bersih.
Setiap huruf adalah pesan harapan,
Membimbing jiwa dalam keberanian.
Tangannya lelah menghapus debu,
Namun semangatnya tak pernah layu.
Papan tulis jadi saksi cerita,
Tentang perjuangan tanpa jeda.
Wajahnya mungkin tak selalu ceria,
Namun hatinya penuh bahagia.
Melihat murid-muridnya belajar,
Adalah harta yang tiada terkejar.
Ia ajarkan bukan hanya ilmu,
Tapi juga nilai yang menjadi peluru.
Kejujuran, kesetiaan, dan kerja keras,
Jadi bekal hidup yang tak terbatas.
Tinta hitamnya mungkin sederhana,
Namun isinya penuh makna.
Mengukir aksara dengan sabar,
Menyalakan mimpi di mata yang pudar.
Tak pernah ia minta penghargaan,
Cukup melihat anak-anak dalam keceriaan.
Baginya, itu adalah hadiah sejati,
Lebih berharga dari gemerlap materi.
Saat dunia berubah begitu cepat,
Ia tak gentar menghadapi rintangan berat.
Terus belajar, terus beradaptasi,
Demi masa depan yang lebih pasti.
Di desa terpencil ia berdiri,
Mengajar dengan cinta sejati.
Di kota besar ia tetap setia,
Menanamkan nilai tanpa jeda.
Bukan pangkat atau gelar yang ia cari,
Hanya ingin bangsa ini berdikari.
Ia percaya setiap murid adalah mutiara,
Yang kelak bersinar di atas cakrawala.
Setiap hari adalah perjuangan,
Namun ia jalani tanpa keluhan.
Karena ia tahu dalam hatinya,
Pendidikan adalah cahaya dunia.
Terkadang ia lelah dan sendiri,
Namun panggilan hati tak bisa berhenti.
Ia terus melangkah dengan keyakinan,
Bahwa masa depan adalah tujuan.
Tinta di tangannya mungkin memudar,
Namun warisannya akan terus mengakar.
Di hati setiap murid yang ia sentuh,
Tertanam cinta yang tak akan luruh.
Matahari terbenam dan malam tiba,
Namun mimpinya tetap menyala.
Untuk melihat anak bangsa berdiri tegap,
Menggapai bintang dengan langkah mantap.
Ia adalah penjaga mimpi anak negeri,
Menghidupkan asa di tengah gelap hari.
Di pundaknya, masa depan diletakkan,
Dalam peluh dan doa yang ia curahkan.
Guru, engkau adalah mentari pagi,
Menerangi jalan yang penuh duri.
Tanpa lelah, tanpa pamrih,
Menggapai cita dengan kasih.
Di Hari Guru ini, kami berterima kasih,
Untuk setiap pengorbanan yang tak terhitung letih.
Semoga baktimu menjadi amal abadi,
Dan namamu harum di hati setiap generasi.
Engkau adalah pejuang tanpa tanda jasa,
Membawa ilmu yang tiada batasnya.
Teruslah melangkah, wahai pahlawan pendidikan,
Kami bersamamu membangun peradaban.
Goresan tintamu adalah awal segalanya,
Menulis mimpi di jiwa anak bangsa.
Kami doakan engkau selalu kuat,
Guru hebat, untuk Indonesia yang hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H