Seandainya Saja Dirimu Masih Ada di Sini

Seandainya Saja Dirimu Masih Ada di Sini

Seandainya saja dirimu masih ada di sini  

mungkin pagiku tak akan sepi menggigil  

tak ada percakapan yang mengambang di udara kosong  

tak ada kenangan yang menggaruk luka,  

merongrong hati dengan rindu tak berujung.  

Seandainya saja dirimu masih ada di sini  

mungkin hariku tak akan serasa pahit  

aku tak perlu terus-menerus mendengar gema  

dari janji yang tak sempat kita ikrarkan bersama  

dan tawa yang kini hanya mengisi ruang bayang-bayang.  

Seandainya saja waktu bisa menyimpanmu lebih lama  

atau setidaknya membawamu kembali sekejap  

aku akan mengecup setiap detik yang ada  

aku akan menjahit semua celah di antara kita  

agar tak ada lagi yang hilang, terlepas, atau terlupakan.  

Namun lihatlah, dirimu kini hanya ada  

dalam saku kecil di benak yang kian pudar  

waktu yang berlalu tanpa belas kasihan  

menegaskan jarak antara aku dan hadirmu.  

Dan aku bertanya:  

jika saja kau masih ada di sini,  

akankah semua lebih baik?  

Ataukah, seperti waktu,  

aku tetap saja menggores luka  

dalam cinta yang penuh cela?  

Entah.  

Yang ku tahu, seandainya saja dirimu masih ada di sini,  

aku tak akan menyerah untuk menjaga segalanya utuh  

sebelum waktu mencuri lagi segalanya.