Bukan Senja Terakhir
Senja menyapa lembut, seperti dulu,
Menguak kenangan di ujung waktu,
Tentang masa remaja, yang tak lekang usia,
Kala kita duduk, berdua, menatap langit jingga.
Di senja itu, kubisikkan cinta yang pertama,
Pada engkau, teman kecil yang menyatu dalam jiwa,
Rasanya indah, seperti janjikan keabadian,
Namun ternyata senja itu adalah perpisahan.
Kau pergi meninggalkan kenangan manis dan pilu,
Tinggal bayangmu yang kukenang di tiap waktu,
Seiring waktu berlalu, aku ikhlaskanmu,
Meniti hari tanpa hadirmu, hingga aku tua.
Tapi hari ini, di senja yang baru,
Kita bertemu lagi, dalam waktu yang tak terduga,
Seolah semesta memberi kesempatan kedua,
Ternyata, senja kala itu bukanlah yang terakhir adanya.
Kini kita saling tersenyum dalam kebijaksanaan,
Mengenang hari lalu dengan penuh kedamaian,
Senja tak pernah mati, ia hanya menunggu,
Menjadi saksi bahwa cinta bisa bertahan di waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H