Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Senja Terakhir

7 November 2024   21:46 Diperbarui: 7 November 2024   22:00 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan Senja Terakhir

Senja menyapa lembut, seperti dulu,

Menguak kenangan di ujung waktu,

Tentang masa remaja, yang tak lekang usia,

Kala kita duduk, berdua, menatap langit jingga.

Di senja itu, kubisikkan cinta yang pertama,

Pada engkau, teman kecil yang menyatu dalam jiwa,

Rasanya indah, seperti janjikan keabadian,

Namun ternyata senja itu adalah perpisahan.

Kau pergi meninggalkan kenangan manis dan pilu,

Tinggal bayangmu yang kukenang di tiap waktu,

Seiring waktu berlalu, aku ikhlaskanmu,

Meniti hari tanpa hadirmu, hingga aku tua.

Tapi hari ini, di senja yang baru,

Kita bertemu lagi, dalam waktu yang tak terduga,

Seolah semesta memberi kesempatan kedua,

Ternyata, senja kala itu bukanlah yang terakhir adanya.

Kini kita saling tersenyum dalam kebijaksanaan,

Mengenang hari lalu dengan penuh kedamaian,

Senja tak pernah mati, ia hanya menunggu,

Menjadi saksi bahwa cinta bisa bertahan di waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun