Namun tangan hukum menekan tanpa belas,
Tanpa memandang niat tulus di balik nasihat.
Sang guru tak menyesal, tak menundukkan pandang,
Ia tahu teguran adalah tanda kasih yang berharga,
Tapi dunia mengurungnya di ruang yang pengap,
Karena batas-batas telah kabur dan berubah makna.
Di luar sana, haruskah hati kita resah?
Saat cinta guru berakhir dalam penghakiman bisu,
Bukan diukir dengan penghargaan, tetapi dicerca,
Sebuah kisah pahit---pantaskah ini disebut keadilan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!