Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seutas Tali

1 November 2024   18:55 Diperbarui: 1 November 2024   19:08 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seutas Tali

Di ujung senja yang redup berbisik,  

Terbawa rindu yang tak pernah sirna mengusik,

Luka cinta menggores hatinya yang malang,

Serupa pisau yang tak henti menyayat.

Kaki melangkah pada kelam yang sepi,

Menyusuri jejak harapan yang telah pudar,  

Seutas tali tergenggam di tangan rapuh gemetar,

Menggantung mimpi untuk akhir yang abadi.

Di atas ketinggian ia berdiri,  

Mencari pelarian dari nestapa diri,  

Berpikir, mungkin di sana akan ditemukan damai,  

Mungkin pada tali ini ada bahagia sejati.

Sungguhkah ini akhir yang indah?  

Benarkah jalan ini membawa bahagia yang kekal?  

Atau mungkin hanya ilusi dari hati yang terluka,  

Mencoba menutup luka dengan cara yang salah.

Hidup adalah anugerah, seberat apapun deri melanda,

Biarkan tali itu menjadi harapan, bukan akhir perjalanan.  

Karena kebahagiaan sejati takkan hadir dalam kematian,  

Melainkan di setiap napas dan perjuangan yang dipilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun