Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Payung dan Hujan

18 Agustus 2024   18:55 Diperbarui: 18 Agustus 2024   19:05 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah langit yang kelabu,

Hujan menari dalam irama pilu,

Tetes-tetesnya memeluk bumi,

Menyulam luka dalam sunyi.

Payungku tak mampu hentikan deras,

Namun ia setia, pelindung tak kenal batas,

Di bawah naungannya, aku melangkah,

Lewati hujan, hadapi gundah.

Rinai turun, dingin menggigil,

Namun payungku teguh, takkan berpaling,

Dalam derasnya, kutemukan jalan,

Melangkah tegar, hingga badai hilang.

Karena dalam hujan, aku mengerti,

Tak semua bisa dihindari, namun bisa kuhadapi,

Dengan payung di tangan, kuarungi malam,

Hingga pagi tiba, menyambut dengan tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun