Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hakikat Dengki

17 Agustus 2024   21:49 Diperbarui: 17 Agustus 2024   22:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

**Hakikat Dengki**

Dengki, layaknya api dalam sekam,  

Menggerogoti jiwa perlahan tanpa suara,  

Ia tumbuh di hati yang tak mengenal tenang,  

Merenggut damai, merusak sukma.

Bila dibiarkan, ia menjadi racun pekat,  

Menghitamkan pikiran, meruntuhkan cinta,  

Menumbuhkan iri, merusak sahabat,  

Menyisakan kehampaan di akhir cerita.

Bagaikan bayang-bayang di balik malam,  

Ia hadir tanpa disadari, meresap dalam diri,  

Namun siapa yang melawannya dengan iman,  

Akan temukan sinar di tengah kegelapan ini.

Lepaskanlah, jangan biarkan ia berkuasa,  

Karena hakikat hidup adalah berbagi cinta,  

Tinggalkan dengki, temukan cahaya,  

Dan biarkan hati bersemi dalam damai yang nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun