Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Melampaui Waktu

16 Agustus 2024   20:08 Diperbarui: 16 Agustus 2024   20:14 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hanya sedikit jiwa yang resah akan detik ini,  

Namun jutaan hati terbakar, terbakar oleh cemas hari esok,  

Gelisah menggelegak, mengoyak pikiran tak kenal lelah,  

Mengabaikan bahwa hidup sejatinya adalah untuk detik ini.

Coba lihatlah dalam-dalam,  

Ketenangan adalah lautan yang bermula dari tetes detik ini,  

Jika mampu menaklukkan hari ini,  

Rasakanlah syukur yang menggelegar, tenanglah dalam keberlimpahan.

Mimpi tentang hari esok adalah badai tak terkendali,  

Menghancurkan nikmat hari ini,  

Bahkan doa sebelum tidur bagaikan desahan angin,  

Menggugah kita bahwa tidur bisa jadi akhir dari segalanya.

Jika harus terguncang, biarlah akhirat menjadi badaimu,  

Surga yang menggantung tinggi, nasib di alam kubur yang mencekam,  

Memikirkan dunia yang jauh, adalah membelit diri dengan duri,  

Menjauhkan jiwa dari kedamaian yang hakiki.

Ingatlah, Sang Pemberi kehidupan,  

Telah menulis rezekimu di langit luas tanpa batas,  

Jangan hancurkan nikmat hari ini,  

Dengan ketakutan yang melampaui batas akan esok,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun