Di negeri khatulistiwa, mentari menyinari,
Namun hati manusia, terkadang berbayang.
Bermuka dua, bak topeng berganti,
Di depan manis, di belakang mencaci.
Atasan berwibawa, senyumnya menawan,
Namun di balik meja, amarah bergelora.
Bawahan tunduk, kata-kata tertahan,
Namun di balik punggung, bisikan meronta.
Kebenaran terbungkus, dalam kepura-puraan,
Kejujuran terlupakan, demi kepentingan.
Hubungan retak, diiringi dusta,
Kepercayaan sirna, tergantikan oleh luka.
Wahai negeri, di mana keadilan bersemayam,
Bersihkanlah hati, dari topeng kepalsuan.
Kembalikan kejujuran, sebagai pedoman,
Agar negeri ini, terbebas dari kepura-puraan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!