Lalu, mengapa maaf tak kau sampaikan, Â
Pada mereka yang terjatuh dalam kelalaian?
Dendam, hanya api yang menyala di dalam, Â
Menghanguskan sukma, menyesakkan malam, Â
Memaafkan adalah angin yang lembut menyapu, Â
Membawa damai, mengusir kelam yang beku.
Mungkin tak mudah, mungkin butuh waktu, Â
Namun di ujung maaf, kau temukan bahagia yang syahdu, Â
Lepaskan beban, ringankan langkah di jalan, Â
Hidup terlalu singkat untuk dendam yang terus dikenang.
Mari, maafkan, dan bebaskan diri, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!