Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Hitam Tanpa Gula

10 Agustus 2024   08:04 Diperbarui: 10 Agustus 2024   08:16 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: radartasik.id

Dalam sepi pagi yang masih redup,  

Kuaduk secangkir hitam tanpa gula,  

Pahitnya membasuh lidah dan rindu,  

Menggugah asa yang terbenam di dada.

Aroma yang menguar, mengisi ruang jiwa,  

Menggiring bayangan mimpi yang semalam,  

Di tiap teguknya, kutemukan makna,  

Tentang hari ini, esok, dan harapan yang tenggelam.

Pahitnya, bukan sekadar rasa,  

Namun kisah, tentang perjuangan dan luka,  

Ia ajarkan tegar dalam hening,  

Bahwa manis tak selalu menjadi tujuan.

Secangkir hitam ini, tanpa gula,  

Adalah cermin, dari jiwa yang tegar,  

Tak perlu selalu manis,  

Untuk tetap merasa hidup, dan menikmati getirnya dunia.

Di antara busa dan cairan pekat,  

Kupahami bahwa pahit adalah bagian,  

Dari perjalanan, dari pencarian,  

Menuju manisnya pencapaian yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun