Di antara bayang purnama yang redup
Ia berjalan dalam diam dan sepi
Langkahnya adalah misteri yang tertahan
Oleh rindu yang mengakar di dalam sanubari
Dengan tatapan yang menusuk kalbu
Ia bicara tanpa suara, hanya isyarat
Jantungnya adalah gendang perang yang berdegup
Dalam alunan yang tak pernah padam
Sang Tuan, pemilik takhta dalam bayangan
Merajut kisah dalam desah nafas
Di mana kehormatan adalah cermin yang retak
Namun tak pernah hilang kilaunya
Jangan kau biarkan rasa takut menguasaimu
Karena dalam setiap kekalahan tersimpan kemenangan
Engkau adalah nyala api yang tak padam
Sang penjaga cinta dan martabat di ujung zaman.
Aceh Tamiang, 26 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H