memisahkan nyata dari ilusi, Â
mendaki puncak-puncak dalam benak, Â
di sana, kau terperangkap, namun aku memahami.
Angin berbisik dengan lembut, Â
menyentuh jiwa yang terkurung dalam halaman, Â
meretas batas antara mimpi dan kenyataan, Â
mengukir kisah yang tak tergambar dengan jelas.
Saat fajar menyentuh langit dengan warna merah, Â
kau terbangun, meninggalkan dunia fana, Â
namun buku mimpi itu tetap ada, Â
menjadi petunjuk dalam hidup yang penuh misteri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!