Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyusuri Sunyi dengan Harapan

8 Juli 2024   23:28 Diperbarui: 8 Juli 2024   23:44 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyusuri Sunyi dengan Harapan

Oleh: Abi Wihan 

Tersesat di sunyi entah berapa lama,

Setelah menyaksikan hati yang perlahan mati.

Degup yang dulu penuh semangat,

Kini sunyi, menyisakan kepedihan yang kian merambat.

Di lengkung alis yang sendu,

Kepedihan berayun-ayun, tak pernah ragu.

Air mata, alasan dari duka yang mendalam,

Mengalir tanpa suara, di atas bantal malam.

Hujan turun sepanjang malam,

Menyelimuti bumi dengan kesedihan yang kelam.

Mantel biru basah oleh doa-doa,

Menggantung di sampiran, menunggu asa.

Namun dalam sunyi ini, aku temukan harapan,

Bahwa setiap malam akan berlalu dengan pelan.

Di balik hujan dan kepedihan yang mengalir,

Ada pagi yang menunggu, dengan sinar yang memancar.

Aku mungkin tersesat di sunyi yang mendalam,

Namun hatiku masih berdegup, meski perlahan.

Doa-doa yang tergantung di mantel biru,

Akan menjadi saksi, bahwa harapan selalu ada di balik kelam.

Kita mungkin merasakan duka yang mendalam,

Tapi ingatlah, selalu ada cahaya di ujung malam.

Dengan harapan dan doa yang terus terucap,

Kita akan menemukan jalan keluar dari sunyi yang gelap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun