Menyelimuti bumi dengan kesedihan yang kelam.
Mantel biru basah oleh doa-doa,
Menggantung di sampiran, menunggu asa.
Namun dalam sunyi ini, aku temukan harapan,
Bahwa setiap malam akan berlalu dengan pelan.
Di balik hujan dan kepedihan yang mengalir,
Ada pagi yang menunggu, dengan sinar yang memancar.
Aku mungkin tersesat di sunyi yang mendalam,
Namun hatiku masih berdegup, meski perlahan.
Doa-doa yang tergantung di mantel biru,
Akan menjadi saksi, bahwa harapan selalu ada di balik kelam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!