Tak dikenalnya, dihinanya tanpa rasa.
Air mata ibu jatuh di pasir pantai,
Doa kesedihan menggema di langit kelam,
Kutukan terucap dari hati yang terluka,
Malin Kundang menjadi batu, bekukan kenangan.
Kini, di pantai itu berdiri,
Patung batu seorang anak yang durhaka,
Mengingatkan kita akan kasih ibu yang abadi,
Dan dosa melupakan cinta yang sejati.
Malin Kundang, yang malang dan terlupakan,
Mengajarkan kita tentang penyesalan,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!