Seorang lelaki dengan mata penuh cerita,
Duduk di sudut kafe yang sepi,
Rambutnya sedikit beruban,
Menandakan perjalanan panjang,
Yang dilalui dengan luka dan cinta.
Ketika dia memesan segelas kopi,
Ada rindu yang tersirat di matanya,
Setiap tegukan membawa kembali kenangan,
Manisnya saat-saat indah,
Pahitnya kehilangan yang mendalam.
Dia duduk di sana, dengan tenang,
Merenungi setiap momen yang pernah ada,
Senyumnya samar, namun sarat makna,
Menggenggam cangkir hangat di tangannya,
Menemukan kenyamanan dalam kepulan aroma.
Sebelum dia beranjak pergi,
Air mata perlahan mengalir di pipinya,
Dia bayar dengan kepedihan yang tulus,
Meninggalkan jejak hati di atas meja,
Seorang lelaki yang berdamai dengan masa lalunya,
Berjalan keluar, mencari harapan di hari yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H