Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kampung Jenaka

16 Juni 2024   17:21 Diperbarui: 16 Juni 2024   17:22 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung Jenaka nan ceria,

Dengan tawa anak-anak berlarian,

Dan senyum ibu yang memeluk hari.

Langit biru berpadu hijau sawah,

Rumah-rumah bambu berjajar rapi,

Menggenggam kenangan dalam tiap dindingnya,

Di teras, kakek bercerita dengan mata bercahaya,

Menghidupkan kembali masa lalu yang penuh warna.

Kampung Jenaka, tempat bahagia bertemu,

Di mana canda adalah bahasa sehari-hari,

Riang tawa menjadi nada simfoni,

Yang menggema hingga ke sudut hati.

Di pagi yang segar, ayam berkokok semangat,

Mengajak bangun untuk hari yang penuh harap,

Sedangkan sore, senja memeluk mesra,

Mengantar malam dengan nyanyian lembut.

Kampung Jenaka, surga sederhana,

Di mana kebahagiaan tak perlu dicari jauh,

Cukup di sini, di antara sawah dan ladang,

Di hati yang tulus dan senyum yang lapang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun