Di sebuah intansi pemerintahan ataupun swasta, saya yakin bahwa kita bekerja tidak sendiri, karena untuk mencapai suatu tujuan, kita butuh rekan kerja atau teamwork dan tidak dapat dipungkiri bahwa kita adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, begitu juga di dunia kerja.
Saya yang berprofesi sebagai pendidik di sebuah sekolah dasar juga memilki rekan kerja, dan tentunya saya tidak bisa bekerja sendiri tanpa rekan kerja di sekolah, kita butuh rekan kerja agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.Â
interaksi dan kolaborasi bersama rekan kerja sangat penting dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif dan produktif. Hubungan yang baik antar guru, staf, dan manajemen berperan krusial dalam mencapai tujuan pendidikan,Â
Namun tak dapat dipungkiri selama berinteraksi dengan rekan kerja, kita akan menemukan karakter/sifat yang berbeda-beda dari rekan kerja kita, dan salah satu sifat rekan kerja yang saya jumpai adalah  rekan kerja yang interfering yaitu rekan kerja yang cenderung terlalu ikut campur dalam pekerjaan atau urusan pribadi orang lain, sifat rekan kerja yang seperti ini selalu saya jumpai dimanapun saya mengajar dan saya yakin sahabat kompasianer juga pernah menghadapi rekan kerja yang suka ikut campur urusan pribadi orang lain. Bertemu dengn rekan kerja yang seperti ini membuat saya tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan terjadinya konflik dan menurunkan semangat kerja.Â
Rekan kerja dengan sifat interfering sering kali merasa bahwa mereka membantu, padahal tindakan mereka justru mengganggu konsentrasi dan menimbulkan stres bagi orang lain.
Oleh karena itu, penting untuk kita menyikapi rekan kerja yang memiliki sifat interfering dengan bijak agar hubungan kerja tetap harmonis dan produktif.dan untk menyikapi hal tersebut kita harus memahami terlebih dahulu ciri-ciri rekan kerja yang interfering agar kita dapat mengambil sikap atau langkah yang tepat dalam menghadapinya
Rekan kerja yang memiliki sifat interfering sering kali menampilkan perilaku yang dapat dikenali dari beberapa ciri khas. Berikut adalah beberapa ciri-ciri rekan kerja yang interfering:
- Memberikan Masukan Tanpa Diminta: Mereka sering memberikan saran atau kritik tanpa diminta, baik dalam konteks pekerjaan maupun urusan pribadi.
- Sering Mengawasi Pekerjaan Orang Lain: Mereka cenderung memantau dan mengawasi apa yang dilakukan oleh rekan kerjanya, sering kali dengan maksud untuk mengontrol atau mengarahkan.
- Ikut Campur dalam Pengambilan Keputusan: Mereka merasa perlu ikut serta dalam pengambilan keputusan yang sebenarnya bukan bagian dari tanggung jawab mereka.
- Menganggap Diri sebagai Ahli dalam Segala Hal: Mereka sering kali merasa bahwa mereka memiliki pengetahuan atau keterampilan lebih dalam berbagai aspek pekerjaan, bahkan yang bukan bidang mereka.
- Tidak Menghormati Batas Pribadi: Mereka sering melanggar batas pribadi dengan bertanya atau memberikan komentar tentang kehidupan pribadi rekan kerja.
- Menyampaikan Kritik di Depan Orang Lain: Mereka cenderung memberikan kritik atau masukan di depan orang lain, termasuk di depan siswa atau rekan kerja lainnya, yang dapat menimbulkan rasa malu atau tidak nyaman.
- Mengambil Alih Tugas Tanpa Izin: Mereka sering kali mengambil alih tugas atau proyek tanpa meminta izin terlebih dahulu, dengan dalih ingin membantu.
- Menyebarkan Informasi Pribadi Orang Lain: Mereka memiliki kebiasaan menyebarkan informasi pribadi orang lain tanpa izin, baik itu dalam konteks pekerjaan maupun urusan pribadi.
- Menganggap Pendapatnya Paling Benar: Mereka cenderung menganggap bahwa pendapat mereka adalah yang paling benar dan sering kali sulit menerima pandangan atau cara kerja orang lain.
Dengan mengenali dan memahami ciri-ciri rekan kerja yang interfering, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut dengan bijaksana.
Berikut beberapa langkah yang bisa kita diambil berdasarkan pengalaman saya di sekolah:
Komunikasi Terbuka: Menghadapi rekan kerja yang interfering, langkah pertama adalah berkomunikasi secara terbuka. Jelaskan dengan baik bahwa Anda menghargai saran yang diberikan namun ingin mencoba pendekatan Anda sendiri terlebih dahulu. Misalnya, seorang guru bisa berkata, "Terima kasih atas sarannya, namun saya ingin mencoba metode ini terlebih dahulu untuk melihat hasilnya."
Tegas namun Sopan: Kadang-kadang perlu untuk lebih tegas namun tetap dengan sopan. Jika rekan kerja terus-menerus ikut campur, sampaikan dengan jelas bahwa Anda membutuhkan ruang untuk bekerja secara mandiri. Contohnya, "Saya menghargai masukan Anda, namun saya merasa lebih nyaman jika dapat menyelesaikan ini sendiri."
Cari Dukungan dari Atasan: Jika komunikasi langsung tidak efektif, langkah selanjutnya adalah mencari dukungan dari atasan atau manajemen. Dengan melibatkan pihak yang lebih tinggi, diharapkan dapat ditemukan solusi yang lebih baik dan adil. Misalnya, mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah untuk membahas dinamika tim dan mencari solusi bersama.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!