Ekslusivitas Pendidikan Jasmani dalam Dominasi Wacana Olahraga#1
@Copyright_ Abi Wihan
Juni 2024
Pak Guru Budi
Suatu ketika Pak Guru Budi ingin mengambil nilai untuk mengisi kebutuhan pemenuhan nilai rapor semester gasal di kelas 8. Untuk mendapatkan hasil nilai yang valid, maka Pak Budi merancang tes kemampuan fisik dan keterampilan bagi peserta didik. Untuk tes fisik, Pak Budi akan menggunakan tes push-up, sit-up, dan serta tes lari mengitari lapangan selama 12 menit. Selanjutnya, terkait dengan tes kecabangan olahraga, Pak Budi melakukan tes keterampilan dasar pada masing-masing cabang olahraga yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran PJOK selama satu semester yang telah berlalu.
Komentar/pandangan/pendapat saya terhadap tindakan Pak Guru Budi. pendapat dan pandangan saya berdasarkan pertanyaan pemandu berikut:
Dari sisi konsep pendidikan jasmani, secara umum, apa analisis yang dapat Anda berikan?Â
Terkait dengan wacana eksklusifitas, apa yang kemudian mungkin muncul dari situasi yang tergambar di atas?
Analisis dari Sisi Konsep Pendidikan Jasmani
Dari sisi konsep pendidikan jasmani, tindakan Pak Guru Budi merancang tes fisik dan keterampilan sangat relevan dan sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani itu sendiri. Pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan aspek fisik, mental, emosional, dan sosial siswa melalui aktivitas fisik. Berikut adalah beberapa poin analisis terkait pendekatan Pak Budi:
- Dengan melakukan tes push-up, sit-up, dan lari, Pak Budi berfokus pada pengembangan keterampilan motorik dasar siswa yang sangat penting untuk kesehatan fisik mereka. Aktivitas seperti ini membantu meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, dan kebugaran kardiovaskular
- Tes keterampilan dasar pada masing-masing cabang olahraga menunjukkan pendekatan yang holistik dalam penilaian. Ini mencerminkan pemahaman bahwa pendidikan jasmani tidak hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga keterampilan teknis dan taktis yang relevan dengan berbagai cabang olahraga
- tes yang dilakukan tersebut juga memungkinkan evaluasi efektivitas pembelajaran selama satu semester. Ini penting untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan untuk merancang program pembelajaran yang lebih baik di masa depan
- endidikan jasmani juga berperan dalam pembentukan karakter seperti disiplin, kerja sama, dan sportivitas. Melalui tes-tes tersebut, siswa diajarkan nilai-nilai penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Wacana Eksklusifitas
Terkait dengan wacana eksklusifitas, beberapa isu potensial yang mungkin muncul dari situasi tersebut adalah:
- Tidak semua siswa memiliki kemampuan fisik yang sama. Tes yang terlalu berfokus pada kemampuan fisik tertentu dapat menimbulkan rasa tidak adil bagi siswa yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau yang belum mencapai tingkat kebugaran yang diharapkan
- Siswa yang mengikuti pelatihan di luar sekolah mungkin memiliki keunggulan dibandingkan siswa yang tidak memiliki akses tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan dalam hasil tes.
- Penekanan yang besar pada tes fisik dan keterampilan dapat menimbulkan stres dan tekanan bagi siswa, terutama bagi mereka yang merasa tidak percaya diri dengan kemampuan fisiknya
- Pendekatan yang terlalu kaku pada tes tertentu dapat mengabaikan minat dan bakat siswa yang lain yang juga penting. Pendidikan jasmani harus memberi ruang bagi eksplorasi berbagai jenis olahraga dan aktivitas fisik.
Untuk mengatasi/meminimalisir potensi munculnya eksklusifitas maka sebaiknya ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang di lakukan olek Pak Guru Budi, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Memperkenalkan beragam aktivitas fisik dan olahraga agar siswa dapat menemukan minat dan bakat mereka sendiri.
- Merancang program pendidikan jasmani yang inklusif dan dapat diikuti oleh semua siswa tanpa memandang perbedaan kemampuan fisik.
- emberikan dukungan ekstra bagi siswa yang memerlukan, misalnya melalui program kebugaran tambahan atau bimbingan khusus.
- Mengadopsi pendekatan penilaian yang lebih  fleksibel dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan masing-masing siswa.
Semoga bermanfaat
Semangat belajar dan berbagi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI