Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sama-sama Merindu

4 April 2024   22:13 Diperbarui: 4 April 2024   22:55 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di hari lebaran yang penuh bahagia,

Orang-orang bersuka cita merayakan kemenangan,

Mereka mudik dengan kegembiraan yang tak terkira 

Bersungkeman dengan orang tua dan saudara

Namun di sudut kota, ada anak yang terluka 

Tak bisa mudik, dirinya terdiam sunyi mengusik,

Rindu membelenggu hati yang pilu,

Pulang terhalang jauh, karena tak ada duit.

Sedihnya menggelayut, seperti kabut pagi yang tipis

Ia ingin sekali pulang, berjumpa dengan ibu dan bapak,

Memeluknya, memohon maaf, dan melepas kerinduan.

Namun, kantongnya kosong, hanya angan yang tersisa

Sementara, 

Orang tua di kampung juga merindukan kepulangannya

Mengharap hadirnya dalam penantian yang telah lama

Namun, di rumah kosong, hanya kursi-kursi sunyi,

Air mata kesedihan mengalir, mengisi ruang yang hampa.

Dalam pelukan angan, tak kunjung datang,

Terpisah oleh jarak dan waktu yang menghalang 

Rindu yang dalam, terlukis di wajah yang lesu,

Air mata mengalir tak tertahankan 

Sama-sama merindu 

Lebaran mereka hampa menderu

Namun doa di hari fitri, harapkan kembali bersatu.

Aceh Tamiang, 04 April 2024

Abi Wihan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun