Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sujudnya tak Pernah Benar-benar Menyentuh Bumi

19 Maret 2024   12:32 Diperbarui: 19 Maret 2024   13:28 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sholatnya tanpa Makna

Oleh: Mariono Abu Al Fayyadh

Di ujung sajadah, pemuda itu besujud

Wajahnya merona tegang, hati berdebar

Ia merasa seperti angin yang lewat

Tak pernah benar-benar menyentuh bumi

Sholatnya, rutinitas yang terulang

Seperti catatan tanpa makna

Tak ada khusyuk, tak ada getaran

Hanya gerakan mekanis, tanpa jiwa

Ia ingin merasakan nikmatnya sholat

Seperti embun pagi yang menyentuh daun

Namun, bagaimana caranya?

Saat hati terasa kering dan beku

Pemuda itu berbicara pada Rabb-nya

Dalam sujud, ia mengucapkan doa

"Ya Allah, bukakan pintu hatiku

Agar sholatku tak lagi sekadar rutinitas"

Ia membayangkan Ka'bah di hadapannya

Seakan berdiri di bawah langit Mekah

Air mata mengalir, menghapus karat

Yang menutupi hatinya yang lemah

Lama-kelamaan, ada getaran

Seakan ada cahaya yang masuk

Pemuda itu merasa dekat dengan-Nya

Sholat bukan lagi rutinitas, tapi perjumpaan

Nikmatnya sholat yang khusyuk

Terasa seperti oase di tengah padang pasir

Pemuda itu tahu, bahwa setiap gerakan

Adalah tali yang menghubungkan dirinya dengan-Nya

Kini, sajadah bukan lagi dingin

Tapi tempat sujud dengan kehangatan

Kehangatan dekapan cinta Illahi Rabbi 

Pemuda itu tersenyum, merasa dicintai

Sholatnya tak lagi terlupa, tapi berbekas

Aceh Tamiang, 19 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun