Mohon tunggu...
Mariono Abu Al Fayyadh
Mariono Abu Al Fayyadh Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri Lung Manyo_Aceh Tamiang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru Penggerak Angkatan 1

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antrean Minyak Goreng

19 Maret 2022   15:07 Diperbarui: 19 Maret 2022   15:10 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption www.canva.com

ANTRIAN MINYAK GORENG

Oleh: KPPT (Komunita Pegiat Puisi Telelet)

Berdiri antri berjejalan di teras kelurahan

Keringat membasahi kaos kusam keabuan

Kuabaikan rintihan perut perih keroncongan.

Terik mentari semakin menyengat

Kuharus bertahan walau terasa penat

Atrean panjang bergerak sangat lambat

Perjuangan yang aku rasakan begitu berat.

Harap yang tak lagi terjamah

Peluhpun seolah menjadi darah

Hatiku kini terluka penuh nanah

Mulut terucapkan sumpah serapah

Aamarahpun hanya menjadi sampah.

Demi satu liter minyak

Rela berkerumun berdesak

Tak peduli napas penuh sesak

Jatuh bangunpun tak bisa terelak

Jerat penat mengiring langkah jejak

Tuk perjuangan kehidupan para sanak.

Sejak pagi perut belum juga terisi nasi

Memburu antean dengan sebuah ambisi

Berharap tas bawaanku akan segera terisi

Penuhi hasrat anak agar tidak lagi ditangisi

Beraharap tersedia makanan di setiap situasi.

Mungkin kita harus lebih bersabar

Tak punya rupiah untuk membayar

Walaupun kulit hitam legam terbakar

Alhamdulillah dapat rezeki obati lapar.

Ya Allah Tuhanku Maha Pengasih

Kepada-Mu kami mohon belas kasih

Semoga nestapaku 'kan segera tersisih

 

KPPT, 19 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun