RINTIHAN KELAM
Oleh: Mariono Abu Al Fayyadh
Dalam hening batin menangis
Terjerembab kaku terasa iman terkikis
Tak berdaya menembus kilau cahaya manis.
Merasa diri terhina
Seolah hidup tiada guna
Sekian lama dalam kelam terlena
Kebahagiaan hidup yang fatamorgana.
Cahaya suci tak mampu kujamah
Tangan ternoda tak pantas tengadah
Kaki berlumur dosa tak kuasa beribadah
Telinga seakan tuli mendengarkan tausiah
Hati merintih mengarungi kehidupan tiada marwah.
Hasratku berlari menggapai hidayah Ilahi
Jalanku terhalang oleh nafsu birahi
Bisikan kata lirih menyumpahi
Rintihan kelam membasahi
Sapa sinis menyinggahi
Bibir tega meludahi.
Mengukir kebaikan tiada arti Â
Caci maki datang silih berganti
Kebencian membara tanpa simpati
Rintihan kelam tak seorang pun mengerti
Insan tiada karisma menambah kelam hati.
Dalam keramaian terasa asing
Berharap seorang datang membimbing
Meskipun kicauan terdengar menggunjing
Mencoba untuk memperbaiki diri lebih penting.
Sekeping hati kelam ini menjadi jati diri
Berkilaunya hati adalah sebuah naluri
Rahasia Ilahi yang penuh misteri.
Aceh Tamiang, 09 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H