Mohon tunggu...
Mario Mikael
Mario Mikael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance - Content Marketing Specialist BahasInMovie

Halo semua, nama saya Mario. Di medium ini, saya akan menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang saya sukai. Tentunya dalam proses penulisan, artikel-artikel yang saya buat tidak hanya berlandaskan pada asumsi tetapi juga didukung pada data yang memadai. Semoga artikel ini dapat memberikan sudut pandang baru bagi Anda. Selamat datang, dan selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Film

Cuma Pakai 1 Warna, Film Ini Untung 8 Triliun Rupiah!

21 Agustus 2023   11:31 Diperbarui: 21 Agustus 2023   11:47 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam industri perfilman, unsur visual memiliki peran utama dalam menyampaikan pesan dan membangun pengalaman penonton. Salah satu aspek terpenting dari unsur ini adalah penggunaan warna. Warna dalam film bukan hanya sekadar elemen estetika, tetapi juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi psikologis penonton, seperti merangsang emosi, sehingga dapat memperdalam pesan dari cerita yang disajikan. Di sisi lain, penggunaan warna yang baik juga dapat berpengaruh pada kesuksesan suatu film. Maka dari itu, artikel kali ini akan membahas efek psikologis dari penggunaan warna tertentu dan pengaruhnya dalam kesuksesan 6 film ini. Semua data dan visual dalam artikel ini dirangkum dan dibuat menjadi satu oleh tim BahasInMovie.

1. Biru

Di urutan pertama ada warna biru. Menurut seorang psikolog asal Amerika Serikat bernama Frank H. Farley, warna biru cenderung dipakai untuk menyimbolkan rasa sedih, kesepian, dan keheningan. Warna ini dipakai dalam beberapa adegan dalam film garapan Syncopy Inc, berjudul Oppenheimer (2023). Dalam beberapa adegan, karakter J. Robert Oppenheimer tampak sedang menikmati cerutunya dengan suasana hening. Di adegan lain, tampak karakter utama ini sedang mengalami rasa sedih karena ia menyesal akan apa yang sudah ia lakukan. Secara tidak langsung, penggunaan warna ini juga sekaligus mengajak penonton untuk ikut merasakan kesedihan dan keheningan yang dirasakan oleh karakter utama. 

Karena pesan yang terkandung dalam film ini dapat disampaikan dengan sangat baik, salah satunya melalui warna, film ini menjadi topik pembahasan yang hangat di kalangan pecinta film saat ini. Sehingga, tak heran jika film berdurasi 3 jam ini sangat populer dan mendapatkan keuntungan kotor sebesar $577,776,475 atau sekitar 8 Miliar Rupiah sampai saat ini.

2. Hijau

Warna hijau menduduki posisi kedua. Warna ini biasanya digunakan untuk menampilkan situasi relaks, memberikan rasa tenang, dan menyimbolkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Warna ini juga menggambarkan alam, kehidupan, kesehatan, dan kesejukan. Di sisi lain, warna ini juga dipakai untuk membantu seseorang dalam menstabilkan emosi serta melambangkan keterbukaan dalam berkomunikasi. Jika dilihat dari sisi negatif, warna ini melambangkan kecemburuan, ketamakan, materialisme, dan penghakiman.

Warna hijau dapat ditemukan dalam film Penyalin Cahaya (2021). Penggunaan warna hijau di film ini dapat dilihat dalam beberapa adegan yang diperankan oleh karakter utama bernama Suryani. Dalam film, Suryani tampak berusaha dengan sangat keras untuk memperbaiki situasi buruk yang menimpanya. Di saat itulah, penyunting gambar dari film ini menaruh warna hijau pada adegan-adegan tersebut. Warna ini melambangkan harapan Suryani untuk masa depan yang lebih baik. Karenanya, pesan yang hendak disampaikan oleh film ini dapat ditangkap dengan baik oleh penonton.

Alhasil, pada tahun 2021, film ini meraih 18 penghargaan dan nominasi dalam Festival Film Indonesia. Ditambah lagi, film ini juga menjadi nominasi dan serta memenangkan beberapa penghargaan di Busan International Film Festival, Festival Film Tempo, Festival Film Wartawan Indonesia dengan genre drama, dan juga Piala Maya.

3. Kuning

Di peringkat ketiga ada warna kuning. Dilihat dari sisi psikologis, warna kuning disebut sebagai warna yang paling menggambarkan kebahagiaan, rasa hangat, pikiran positif, gairah, senang, dan juga sukacita. Warna ini dipakai oleh para produsen film karena mampu menarik perhatian banyak orang dan bisa meningkatkan konsentrasi. 

Warna kuning dapat kita lihat pada film adaptasi garapan rumah produksi Falcon Picture berjudul Miracle in Cell No. 7 (2022). Warna kuning diaplikasikan pada adegan-adegan yang menampilkan kebahagiaan, keceriaan, dan sukacita, yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam film ini. Penggunaan warna ini secara tidak langsung mengajak penonton untuk ikut merasakan kebahagiaan dan suka cita yang terjadi di dalamnya. Sehingga tak heran jika banyak orang yang menangis haru saat menonton film ini. Film yang diperankan oleh Vino G. Bastian ini sudah ditonton oleh lebih dari 5 juta penonton. Hal ini tak hanya menjadikannya film terlaris nomor 3 di tahun 2022, tetapi juga menjadi film Indonesia terlaris nomor 5 sepanjang masa.

4. Jingga atau Oranye

Di posisi selanjutnya ada warna jingga atau oranye. Warna ini merupakan perpaduan dari warna merah dan kuning. Warna ini sendiri melambangkan gairah, rasa ingin berpetualang, pikiran positif, dan rasa percaya diri. Selain itu, warna oranye juga identik dengan praktik spiritual, seperti meditasi dan welas asih. Jika dilihat dari sisi negatif, warna ini melambangkan rasa putus asa. 

Warna ini dapat kita temui dalam salah satu film horor terpopuler tahun ini yaitu Sewu Dino (2023). Film dari yang diproduseri oleh Manoj Punjabi ini menggunakan warna oranye yang dihasilkan dari pancaran cahaya lampu yang ada dalam beberapa adegan. Terkadang, warna ini memberikan kesan keputusasaan yang dirasakan oleh karakter-karakter dalam film. Keputusasaan ini dapat dilihat saat mereka gagal dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga Della Atmojo. Selain itu, warna ini juga menyimbolkan kehangatan dan rasa percaya diri, yang bisa dilihat saat karakter utama yang bernama Sri menyelamatkan Della dari dunia lain. Rasa senang yang mereka rasakan juga dilambangkan oleh warna ini. 

Kontribusi dari warna jingga atau oranye ini membuat kesan kengerian, dan optimisme dari karakter di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton. Di sisi lain, penonton juga dapat memahami alur cerita dan makna yang terkandung dalam film dengan lebih baik. Maka tak perlu diragukan lagi jika film ini mendapatkan penilaian yang baik dari penonton. Alhasil, film ini sudah ditonton sebanyak 4.886.406 kali, menjadikannya film Indonesia terlaris nomor 7 sepanjang masa.

5. Merah

Di urutan kelima ada warna merah. Warna ini melambangkan keberanian, kekuatan, kehebatan, dan juga kegembiraan. Warna ini juga dapat memberikan dorongan agar seseorang melakukan suatu tindakan. Jika dilihat secara negatif, warna merah identik dengan bentuk kekerasan, marah, bahaya, dan hawa nafsu. Di sisi lain, jika seseorang menatap warna merah, maka frekuensi detak jantung akan mengalami peningkatan, sehingga membuat orang tersebut bernapas dengan lebih cepat. 

Warna merah diaplikasikan pada film berjudul Insidious: The Red Door (2023). Penggunaan warna ini memberikan kesan ngeri, seram, dan menakutkan. Hal ini membuat kesan horor yang dimiliki oleh film ini dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh audiens. Sehingga, tidak sedikit penonton yang berteriak dan menutup mata saat menonton film ini. Karenanya, film yang diproduksi oleh Blumhouse Productions ini telah ditonton lebih dari 172 juta penonton dan mendapatkan keuntungan kotor sekitar $183,007,827.

6. Pink

Di urutan terakhir ada warna pink. Warna ini merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran warna merah dan putih. Warna ini merepresentasikan feminisme, cinta, aura kelemahlembutan, peduli, serta romantis. 

Orang-orang pasti sudah tau, jika warna pink digunakan pada film Barbie (2023). Efek penggunaan warna ini memberikan kesan feminim terhadap film itu sendiri. Karenanya, saat mendengar kata Barbie, masyarakat akan langsung mendapatkan gambaran jika film ini adalah film yang identik dengan perempuan. 

Film ini menggunakan cat warna pink untuk hampir semua properti yang mereka gunakan. Dikutip dari The Guardian, dalam wawancara dengan Greenwood, disebutkan bahwa produksi film Barbie telah menyebabkan stok cat pink atau merah jambu secara internasional menipis. Namun, dibalik itu semua, film ini berhasil meraih keuntungan yang sangat besar. Sampai saat ini, film ini mendapatkan pendapatan kotor sekitar $526,309,000, atau 8 triliun rupiah dari penjualan tiket sebanyak kurang lebih 49,981,861.

Itulah penjelasan singkat mengenai efek psikologis warna dalam film dan bagaimana peran dari warna tersebut berkontribusi dalam kesuksesan sebuah film. Dapat dikatakan bahwa dalam film, warna tidak hanya berfungsi sebagai pendukung estetika, tetapi juga memainkan peran yang penting dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Karenanya, agar pesan dan alur cerita dalam film dapat dipahami dengan baik oleh penonton, penyunting gambar dalam film harus memperhatikan dengan seksama warna yang akan digunakan di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun