Mohon tunggu...
Mario Manalu
Mario Manalu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Merangkai kata seideal fakta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pencari yang Tak Kunjung Menemukan

10 Oktober 2013   07:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:44 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Saya tidak tahu”

“Really? Nanti akan kuceritakan padamu”

Malam makin larut. Saya sungguh menyadari itu karena kesadaranku akan waktu dalam beberapa bulan terakhir meningkat. Jarum jam tanganku telah menunjuk angka 09.25. Sebentar lagi waktuku akan habis.

“Nah, bagaimana tentang dirimu? Mengapa kau keluar dari seminari?”

Senyummu makin ceria. Tatapanmu juga makin jelas. Kau menunggu giliranku untuk bercerita. Secara singkat kuceritakan pengalamanku di Seminari. Pengembaraanku di Flores, daerah penganut katolik terbesar di Indonesia, hingga akhirnya berlabuh di Bali.

“Jadi, bagaimana kesimpulanmu?” tanyamu buru-buru

“Nanti akan kuceritakan padamu”

Saya berdiri, bersiap untuk beranjak dari tempat itu. Tapi kau menggenggam tanganku.

“Duduklah sebentar lagi. Apa yang akan dilakukan seorang pemuda sepertimu sendirian di kamar pada malam seperti ini?”

“Saya harus menulis puisi”

“What? Memangnya berapa lembar mau kau tulis?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun