Mohon tunggu...
Alif Muhammad
Alif Muhammad Mohon Tunggu... Editor - Blogger dan Traveller

Menulis dan travelling adalah bagian dari kegiatan sehari-hari. #PenyukaKopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Hari Terakhir

25 November 2022   10:28 Diperbarui: 4 Desember 2022   12:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di mana dia? Bukannya dari tadi mondar-mandir di sini", katanya menyebut seseorang yang tak ku kenal dan aku yakin pasti bahwa tak ada seorang pun yang mondar-mandir di tempat ini kecuali aku seorang diri.

"Nama-nama itu adalah tetangga kita", kata nenek tertua sekali waktu saat ia juga mendengar adiknya menceracaukan nama-nama itu.

"Mereka datang ke sini?"

"Tidak. Mereka sudah meninggal".

"Dia menunjuk tembok ini, dan bilang ada ulat begitu banyak yang menempel di dinding ini", kata nenek termuda sembari menunjuk pada tembok yang bersih, tak ada ulat.

Aku menyebutnya gejala halusinasi. Keluarga yang lain berpikir tentang tanda-tanda: orang-orang yang sedang sekarat bisa melihat hal-hal yang tak bisa dilihat oleh orang-orang yang sehat.

"Dia tidak akan lama lagi".

"Dia hanya menunggu harinya. Hari apa nenek lahir?", tanya kakakku.

"Senin".

***

Bukan hari senin, tapi Rabu sore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun