Mohon tunggu...
Albertus Romario
Albertus Romario Mohon Tunggu... Seniman - PENULIS

Deo Gratias

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gundah

23 Oktober 2021   14:46 Diperbarui: 24 Oktober 2021   12:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berlarut-larut bisik ini menciap dari alun-alun nestapa, 

Terlunta di atas Rongsokan beban hidup,

Semenjak semilir cinta dan kasihmu,

Hilang-melenyap tanpa membelai-membasuh serambi terdalam batin;

Seperti berlalunya malam tanpa jawab ketika kusapa.

Detik hitung detik, sesal-tanya ini menari bersorak, 

Mengapa saat-saat kegundahan mengolok-olok-ku, 

Engkau tak pernah nampak, 

Tak pernah menyapa, berjalan atau sejenak meluangkan waktu untuk-ku.

Tahukah engkau! Muncul terkadang saat dalam hidup,

Ketika gelora rindu begitu dalam - kuat, hingga aku berhasrat,

Untuk mengambilnya dari angan-angan, lalu kudekap erat-erat.

Ah, sudahlah! Biarlah semua itu sudah-tetap-akan terjadi, 

Sebab aku sama sekali tak membencimu. Jika kulakukan itu, 

Maka bakal tak kan pernah ada orang yang kukasihi-cintai.

Tetapi manakala aku merenung hal-hal itu,
Bukan main pedih dan perih rasa sakit yang menyesak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun