Membuang emas demi mendapatkan berlian mewah, namun justru yang didapatkan adalah perunggu yang sudah usang. Itulah yang sedang dialami salah satu klub EPL asal London, Chelsea FC. Chelsea FC membuang Roman Abramovich yang sudah memberikan banyak gelar, dan menggantinya dengan Todd Boehly yang justru membuat The Blues semakin merana. Itulah kenyataannya.Â
Semenjak Chelsea menjadi milik Todd Boehly yang berasal dari Amerika Serikat dari Juni 2022, Chelsea kembali lagi ke 'setelan pabrik' dan menjadi klub papan tengah.Â
Selain itu, Chelsea tidak pernah lagi meraih beberapa gelar juara. Bahkan, ketika awal musim 2023-24 mendatangkan pelatih Mauricio Pochettino pun Chelsea juga masih belum stabil dan kini sering naik turun klasemen dari 10 ke 11.Â
Sungguh sangat miris sekali. Padahal awal musim 2023-24 Boehly memecahkan rekor transfer dengan membeli banyak pemain dengan harga yang sangat fantastis. Namun, semua pemain yang dibeli itu tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya.
Berjaya saat bersama Abramovich, menderita bersama Todd Boehly
Namun, era keemasan yang sudah dibangun selama 19 tahun sirna imbas perang Ukraina dan Rusia. Seperti yang diketahui, Abramovich memang berasal dari Rusia. Dan karena hal inilah, pihak Inggris meminta Abramovich untuk meninggalkan Chelsea. Memang sangat tragis sekali untuk The Blues, yang menjadi 'korban politik' dari perang Rusia dan Ukraina dan juga kekejaman Liga Inggris.Â
Setelah Abramovich pergi dan menjual Chelsea, Chelsea jatuh ke tangan pemilik asal Amerika Serikat bernama Todd Boehly. Padahal santer dirumorkan bahwa Chelsea akan dibeli oleh investor asal Arab.Â
Saat awal kedatangannya, Thomas Tuchel masih bertahan namun Chelsea selalu meraih hasil kurang memuaskan. Kadang imbang, kadang juga kalah. Karena hal inilah Tuchel kemudian dipecat dan menjadi pelatih pertama yang dipecat di era Todd Boehly.Â
Di musim 2022-23, Todd Boehly kemudian menunjuk Graham Potter yang saat itu sedang naik daun karena berhasil membawa Brighton & Hove Albion merangsek ke papan tengah.Â
Harapannya agar Graham Potter juga bisa membawa Chelsea berada di atas lagi. Namun, kenyataan tak seindah realita. Memang awalnya Potter sempat membawa Chelsea meraih 2-3 kali menang, namun semakin lama malah membuat Chelsea hilang arah dan selalu meraih hasil negatif dan kekalahan. Graham Potter pun menjadi pelatih kedua yang dipecat.Â
Namun, bukannya mencari pengganti yang lebih baik malah kembali menunjuk Frank Lampard sebagai pelatih utama. Memang saat era Abramovich, Lampard sempat melatih Chelsea namun hanya sebentar dan hasilnya tidak terlalu buruk. Tapi, di kesempatan keduanya malah semakin amburadul dan jauh dari kata bagus. Apalagi di era Todd Boehly. Bersama Lampard untuk kali kedua, Chelsea justru semakin terpuruk dan hampir terderadasi. Â
Beruntung, Chelsea di akhir musim 2022-23 finish di urutan ke 12. Di musim 2023-24, Todd Boehly secara mengejutkan menunjuk Mauricio Pochettino sebagai pelatih menggantikan Frank Lampard.Â
Tentunya ini mengejutkan, karena Pochettino adalah mantan pelatih rival Chelsea, Tottenham Hotspur. Mungkin banyak yang berharap Chelsea akan lebih baik bersama Pochettino era Todd Boehly. Dan awalnya berjalan sangat manis, ketika di turnamen pra musim tahun 2023 lalu Chelsea menjuarai Turnamen Pra Musim EPL yang diselenggarakan di Amerika Serikat.Â
Sebuah angin segar dan harapan yang besar di era Todd Boehly dan kepelatihan Pochettino bersama Chelsea. Namun, ketika EPL musim 2023-24 berjalan, kenyataan kembali tak seindah realita. Chelsea masih tidak konsisten dan tidak stabil. Selalu lebih banyak menelan hasil imbang dan kalah ketimbang kemenangan. Dan hasil tersebut membuat Chelsea berada di papan tengah dengan naik turun klasemen dari 10 ke 11 dan selalu begitu.Â
Namun, saat Chelsea di musim ini melaju ke final Carabao Cup, harapan untuk meraih gelar sesungguhnya di era Todd Boehly sempat terbuka. Tapi sayangnya, lawan The Blues di final adalah Liverpool. Dan benar saja, Chelsea harus puas menjadi runner-up Carabao Cup musim ini setelah hanya kalah tipis 0-1 lewat gol perpanjangan waktu yang dicetak oleh Virgil Van Dijk.Â
Harapan untuk meraih trofi sungguhan di era Boehly pun sirna. Memang masih ada FA Cup, tapi sepertinya mustahil bagi Mudryk dkk untuk bisa melangkah jauh ke final. Miris sekali memang Chelsea FC sekarang bersama Todd Boehly.
Hanya ada Ben Chillwell sekarang satu-satunya pemain di era Abramovich yang tersisa. Di era Todd Boehly, diisi oleh pemain-pemain dengan harga yang sangat mahal dan diluar nalar hasil dari pembelian pemilik asal Amerika Serikat. Sebut saja mereka adalah Mudryk, Nicholas Jackson, Enzp Fernandez, Moises Caicedo, hingga Cole Palmer.Â
Namun, semua pembelian mahal tersebut sia-sia karena semua pemain yang dibeli tersebut menunjukkan performa yang angin-anginan serta memiliki kualitas yang buruk. Contoh utamanya adalah Mudryk, yang dibeli Chelsea dari Shaktar Donetsk.Â
Pemain muda asal Ukraina berusia 23 tahun ini hanya mencetak 3 gol di EPL dari 34 penampilannya bersama The Blues. Memang pemain yang satu ini sering menciptakan banyak peluang, namun selalu saja disia-siakan. Nicolas Jackson, yang juga dibeli di tahun 2023 dari Villareal yang digadang-gadang sebagai the Next Didier Drogba juga tampil angin-anginan.Â
Sementara itu Moices Caicedo malah menunjukkan performa buruk ketimbang performanya saat bersama Brighton. Hanya Cole Palmer saja yang menunjukkan performa apik dan selalu konsisten. Ini menunjukkan bahwa Todd Boehly hanya asal-asalan dan gaya-gayaan membeli banyak pemain tanpa memperhatikan skill dan kualitas pemain yang dibeli tersebut. Alhasil, semua pembelian mahalnya zonk.Â
Entah sampai berapa lama Chelsea bersama Todd Boehly. Dan mau berapa lama Chelsea puasa gelar hingga menjadi klub 'medioker'. Yang jelas, jika Chelsea ingin kembali berjaya seperti era Abramovich, Chelsea harus berani mendepak Todd Boehly dan mau dibeli oleh investor asal Arab. Itu kalau berani lho ya, Hehehe. Semoga saja era kegelapan Chelsea bersama Todd Boehly segera berakhir, entah kapan itu akan terjadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI