Mohon tunggu...
Marini Sasia
Marini Sasia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ragam Kebudayaan Daerah Gorontalo dan Daerah Lainnya

21 Desember 2023   14:32 Diperbarui: 21 Desember 2023   14:57 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ragam Kebudayaan Daerah Gorontalo dan Daerah Lainnya

Marini Sasia, Noviyanti Djafri

Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

Email: marinisasia096@gmail.com

Abstrak

Ragam kebudayaan mencerminkan kekayaan dan keunikan masyarakat sebuah daerah. Dalam berbagai bentuknya, termasuk seni tradisional, adat istiadat, bahasa, dan nilai-nilai, ragam kebudayaan menjadi landasan identitas suatu komunitas. Abstrak ini mengeksplorasi bagaimana keberagaman budaya membentuk ciri khas suatu wilayah, menyatukan orang-orang melalui warisan yang beragam. Dari tarian tradisional hingga upacara adat, ragam kebudayaan menjadi jendela yang mengungkapkan sejarah, nilai, dan kreativitas yang berkembang dalam masyarakat. Penelitian ini merinci betapa pentingnya pelestarian dan penghormatan terhadap ragam kebudayaan sebagai pondasi keharmonisan dan pemahaman lintas generasi.

Pendahuluan

Gorontalo merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak kebudayaan dalam bentuk kesenian yang dalam kepentingan penyelenggaraannya dapat dikategorikan kedalam beberapa jenis, antara lain sebagai suatu upacara penyambutan (Longgo), terdapat dalam kepentingan acara pernikahan (Turunani),sebagai suatu ritual (Buruda) dan lain-lain. 

Kebudayaan-kebudayaan tersebut telah muncul dan berkembang bersamaan dengan masyarakatnya, yang dibentuk dari sistem adat ataupun terlahir dari kepercayaan sekelompok masyarakat tersebut. E. B. Tylor dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan serta kebiasaan manusia sebagaianggota masyarakat Gorontalo salah satu suku yang ada di Pulau Sulawesi memiliki aneka ragam kesenian daerah, baik tari, lagu, alat musik tradisional, adat-istiadat,upacara keagamaan, rumah adat, dan pakaian adat. Tarian yang cukup terkenal di daerah ini antara lain, Tari Bunga, Tari Polopalo, Tari Danadana, Zamrah, dan Tari Langga. 

Sedangkan lagu-lagu daerah Gorontalo yang cukup dikenal oleh masyarakat Gorontalo adalah Hulandalo Lipuu (Gorontalo Tempat Kelahiranku),Ambikoko, Mayiledungga (Telah Tiba), Mokarawo(Membuat kerrawang ) Tobulalo Lo Limutu (Di Danau Limboto),dan Binde Biluhuta (Sup Jagung).

Alat musik tradisional yang dikenal di daerah Gorontalo adalah Polopalo, Bambu, dan Gambus (berasal dari Arab).Ritual merupakan kebiasaan sosial yang ada dari masa lalu sampai sekarang yang diturunkan dari generasi ke generasi secara turun-temurun. Selain itu,memiliki keanekaragaman dan ciri khas yang dapat disebut kebudayaan. Hasil kreativitas masyarakat ada secara turun-temurun, sehingga manusia dapat menyesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya. 

Masyarakat mempercayai bahwa lingkungan hidup itu perlu dilestarikan dengan cara ritual-ritual keagamaan yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal.Dalam kelompok masyarakat budaya terdapat suatu ketentuan turun-temurun sebagai perwujudan nilai budaya masyarakat tersebut yang lebih dikenal dengan tradisi.

 Pelanggaran terhadap tradisi berarti melanggar ketentuan adat atau dapat juga disebutkan melanggar kepercayaan yang berlaku di dalam masyarakat tradisional tersebut.Pada dasarnya suatu kepercayaan atau tradisi diungkapkan dengan upacara-upacara yang merupakan perilaku pemujaan atau ketaatan yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen terhadap suatu kepercayaan yang dianut oleh masyarakat. 

Dengan upacara-upacara tersebut, orang di bawah keadaan dimana getaran-getaran jiwa dan raga terhadap keyakinan mereka menjadi lebih kuat dari dalam diri. Dengan demikian, upacara kebudayaan tradisional pada dassarnya berfugsi sebagai media komunikasi antara manusia dengan kekuatan lain yang ada diluar diri manusia.

Masyarakat Kabupaten Pohuwato memiliki berbagai budaya dan adat istiadat yang telah diwariskan oleh para leluhur secara turun temurun yang diyakini memliki berbagai ideology budaya. Ideology budaya dimaksud dapat dijadikan pedoman hidup oleh banyak pihak dalam berbagai sendi kehidupan,baik dalam berumah tangga, berkeluarga, bermasyarakat, berorganisasi,bernegara, berbangsa dan beragama. Tetapi diantara budaya dan adat istiadat dimaksud ada yang belum diketahui, dipahami, didokumentasikan dan di aplikasika oleh pemiliknya (masyarakatnya), bahkan ada yang telah punah, ada yang telah menampakkan gejala kepunahannya, ada pula yang telah terkontaminasi. Hal ini seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat pemiliknya di era globalisasi dewasa ini. Untuk itu perlu sesegera mungkin digali, dikaji, didokumentasikan, dipublikasikan dan atau disebarluaskan kepada khalayak terutama kepada pemiliknya. Salah satu tradisi yang masih tetap eksis sampai dengan saat ini adalah tradisi ritual dayango. 

Dayango adalah salah satu tradisi diantara beberapa ragam budaya yang ada di Gorontalo. Ritual ini, sejenis upacara memanggil roh-roh arwah untuk dijadikan mediator untuk menyembuhkan orang sakit, yang penyembuhannya dilakukan dengan gerakan-gerakan dan teriakan. Dayango ini adalah merupakan ritual adat yang dilakukan oleh suku Gorontalo yang sampai sekarang ini belum hilang. Kebudayaan ritual dayango merupakan kebudayaan asli suku Gorontalo termasuk masyarakt yag ada di Kecamatan Marisa.

 Menurut Ipong Niaga dalam studi kasusnya di desa Liyodu, bahwa pelaksanaan Dayango dengan sebutan bakarja (mengerjakan) yang artinya lebih merujuk pada melakukan aktivitas bersama untuk memohon kesuburan atas seluruh tanaman, baik tanaman (agrikultur) maupun tanaman liar di hutan dengan meminta hujan, juga untuk memohon kesehatan bagi manusia dan hewan ternak. 

Permohonan ini juga disertai dengan proses pemanggilan (motiyango) roh-roh halus yang disebut latti, yang dipercayai oleh masyarakat memiliki tugas untuk merawat seluruh alam semesta, memelihara tanaman dan mengusir penyakit yang menyerang makhluk hidup. demikian istilah dari motiyango merupakan asal mula istilah Dayango yakni berupa daya-daya yang berarti suatu perjanjian, sedangkan artinya suatu tempat dan motiyango yang artinya memanggil. 

Di dalam bahasa Gorontalo Dayango berarti menggerakkan badan secara cepat atau lincah tanpa aturan-aturan yang jelas. Tetapi gerakan tersebut mempunyai makna yang hakiki yaitu menggerakan sendi-sendi badan. Namun uniknya di Gorontalo kata "dayango" hanya digunakan untuk ritual menyembuhkan orang sakit seperti dalam kajian ini. Memang sering kali manusia dalam memecahkan soal-soal hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuan itu ada batasnya. Makin terbelakang kebudayaan manusia, makin sempit lingkaran batas akalnya, soal-soal hidup yang tak dapat dipecahkan dengan akal dipecahkannya dengan magic, ilmu gaib, sebaliknya relegi adalah segala system tingkah laku manusia untuk mencapai satu maksud dengan cara menyandarkan diri pada kamauan dan kekuasaan mahluk-mahluk halus seperti roh-roh, dewa-dewa yang menempati alam.

Budaya atau kebiasaan- kebiasaan hidup masyarakat daerah Gorontalo Kabupaten Pohuwato saat ini tentu ada banyak perubahan dan pergeseran mengikuti perkembangan jaman sekarang ini, dibandingkan pada jaman dahulu dimana masing-masing individu masih mempertahankan nilai-nilai budaaya leluhur yang berlaku di dalam masyarakat Gorontalo. Namun demikian saat ini masih ada kebiasaan-kebiasaan hidup dalam masyarakat yang terus dikembangkan dan dipelihara, sampai sekarang masih berlaku dalam kehidupan sehari-hari yaitu ritual salah satunya termasuk tentang ritual Dayango di Gorontalo khususnya di Kecamatan Marisa. 

Masyarakat Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato yang berpendudukan di pesisir pantai, rata-rata berpropesi sebagai nelayan. Seperti pada umumnya masyarakat mempunyai keunikan keunikan tersendiri terutama dalam budaya. Didaerah kabupaten Pohuawato masih memahami isi dan kandungan setiap tradisi buadaya di kecamatan marisa terutama di budaya wunungo ( memahami ilham spritual yang di padukan dengan melodi lisan bagi yang memahmi isi kandungan di pesannya) dan dayango( tarian ritual pemuajaan pada pencipta) yang dapat dipercaya mengobati dan memohon kesuburan

Metode Penelitian

Jenis penelitiannya adalah deskriptif-analitis dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, dan akibat yang sedang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang (Safi'i 2005). Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan peran penting psikologi manajemen dalam meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan tujuan penelitian, metode yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif. Metode tersebut dipilih untuk menggali informasi dalam bentuk kata-kata maupun deskripsi berkaitan dengan objek alamiah, yaitu peran penting psikologi manajemen dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang diterapkan guna mengkaji kondisi objek secara natural, alamiah, peneliti berperan aktif dalam instrumen utama atau kunci. Penelitian kualitatif menurut Sukmadinata adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata 2016). Sedangkan menurut Moleong menyatakan bahwa pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan data secara kuantitatif (Moleong 2010).

Pembahasan

A.Menjelaskan ragam budaya Gorontalo

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. 

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. 

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. 

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Nah pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan tentang budaya yang berada di daerah Gorontalo.

a.Gorontalo

Gorontalo seperti daerah lainnya di Indonesia pernah lama dijajah oleh Belanda akan tetapi lebih dahulu merdeka ketimbang Indonesia. Gorontalo merdeka pada tahun 1942 ketika penjajah Belanda digantikan oleh Jepang.

 (Pra-Kolonial)

Menurut sejarah, Gorontalo merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama, Gorontalo juga menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat. Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis. Dengan letaknya yang stategis Gorontalo menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo. Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo.

  (Zaman-Kolonial)

Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling

   (Pasca-Kolonial)

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri.

b.Seni & Budaya

Gorontalo sebagai salah satu suku yang ada di Pulau Sulawesi memiliki aneka ragam kesenian daerah, baik tari, lagu, alat musik tradisional, adat-istiadat, upacara keagamaan, rumah adat, dan pakaian adat. Tarian yang cukup terkenal di daerah ini antara lain, Tari Bunga, Tari Polopalo, Tari Danadana, Zamrah, dan Tari Langga. Sedangkan lagu-lagu daerah Gorontalo yang cukup dikenal oleh masyarakat Gorontalo adalah Hulandalo Lipuu (Gorontalo Tempat Kelahiranku), Ambikoko, Mayiledungga (Telah Tiba), Mokarawo (Membuat Kerawang), Tobulalo Lo Limuto (Di Danau Limboto), dan Binde Biluhuta (Sup Jagung). Alat musik tradisional yang dikenal di daerah Gorontalo adalah Polopalo, Bambu, dan Gambus (berasal dari Arab).

(Rumah Adat)

Gorontalo memiliki rumah adatnya sendiri, yang disebut Bandayo Pomboide dan Dulohupa. Baik Bantayo Pobo'ide dan Dulohupa merupakan bangunan berbentuk panggung. Ruang di bawah panggung atau dapat disebut kolong rumah ini dalam bahasa Gorontalo disebut tahuwa, yang pada zaman dulu digunakan sebagai tempat menenun sarung, menyimpan alat pertanian masyarakat, dan lain-lain. Bangunan berpanggung memiliki ruang hunian yang letaknya berada beberapa meter di atas tanah, pada ketinggian ini gerak angin lebih cepat dibanding gerak angin di dekat tanah. Gerak angin di atas tanah lebih lambat disebabkan adanya gesekan antara angin dengan permukaan tanah dan tumbuhan pendek di atas tanah. 

Dengan gerak angin yang cepat masuk ke dalam bangunan berpanggung, maka sirkulasi dan pertukaran udara akan berlangsung lebih baik. Udara panas cepat tergantikan oleh udara dingin dari luar bangunan.Bangunan berpanggung memiliki ruang luas di bawah lantai panggung yang tidak berdinding. Karena tidak berdinding maka gerak angin pada ruang ini lebih bebas. Angin dapat datang dan pergi dari arah manapun.Ruang ini juga terus diteduhi sepanjang hari sehingga suhu di bawah lantai ini cukup sejuk. Udara dingin yang ada di bawah lantai ini dapat naik ke ruang di atasnya ke dalam bangunan karena adanya perbedaan tekanan udara antara ruang di bawah lantai dan di atas lantai. Gerak udara naik melalui celah pada susunan papan yang merupakan bahan dari lantai panggung. Lantai pada rumah panggung memberi banyak keuntungan bagi rumah panggung, diantaranya meningkatkan meningkatkan pergerakan udara masuk dan keluar dari bangunan.

(Bahasa Daerah)

 Orang Gorontalo menggunakan bahasa Gorontalo, yang terbagi atas tiga dialek, dialek Gorontalo, dialek Bolango, dan dialek Suwawa. Saat ini yang paling dominan adalah dialek Gorontalo.

(Pakaian Adat)

 Gorontalo memiliki pakaian khas daerah sendiri baik untuk upacara perkawinan, khitanan, baiat (pembeatan wanita), penyambutan tamu, maupun yang lainnya. Untuk upacara perkawinan, pakaian daerah khas Gorontalo disebut Bili'u atau Paluawala. Pakaian adat ini umumnya dikenal terdiri atas tiga warna, yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.

(Pernikahan Adat)

 Keragaman budaya Indonesia salah satunya terlihat pada prosesi atau adat pernikahan yang berbeda-beda. Provinsi Gorontalo sendiri memegang tradisi yang bernapaskan ajaran Islam. Penduduk Gorontalo sebagian besar memeluk agama Islam. Adat istiadatnya sangat dipengaruhi ajaran dan kaidah Islam. Oleh karenanya, masyarakat Gorontalo memegang teguh semboyan adapt "Adati hula hula Sareati - Sareati hula hula to Kitabullah" yang artinya," Adat bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah". Prosesi pernikahan dilaksanakan menurut upacara adat yang sesuai tahapan atau lenggota lo nikah.

B.Menjelaskan ragam budaya yang ada di Indonesia bagian barat

Seperti yang kita ketaahui bersama, di Indonesia memiliki banyak daerah sehingganya banyak budaya beragam yang bisa kita jumpai. Nah pada kesempatan kali ini, saya akan mejelaskan ragam budaya yang ada di Indonesia bagian barat lebih tepatnya di jawa tengah. Di luar negri kebudayaan Jawa termasuk salah satu budaya dari Indonesia yang paling banyak digemari. 

Budaya Jawa yang diminati di luar negeri seperti Wayang kulit, Keris, Batik, Kebaya, dan Gamelan. Akan tetapi kali ini saya akan membahas atau membicarakan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan jantungnya budaya jawa,Provinsi ini merupakan gudangnya kebudayaan. Beribu-ribu macam jenis budaya ada di Provinsi ini. Karena pada zaman dahulu wilayah ini berdiri banyak kerajaan, baik kerajaan besar maupun kecil. Kerajaan yang termasuk antara lain Kerajaan Mataram Hindu, Kerajaan Mataram Buddha (Syailendra), Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran.Dan tiap-tiap kerajaan memiliki kebudayaan yang berbeda. Bahkan sebagian besar kebudayaan tersebut masih lestari hingga kini.

Dalam hal kebudayaan Provinsi Jawa Tengah banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa (Kejawen). Budaya ini berasal dari suku bangsa Jawa yang mayoritas mendiami wilayah ini. Sebagai pusatnya adalah Keraton Surakarta. Pada kala itu di bagian dalam keraton bertumbuh berbagai cabang seni budaya. Oleh dasar itu, kebudayaan Keraton Surakarta dijadikan perkiraan bagi masyarakat Provinsi Jawa Tengah.Selain itu, di kawasan Provinsi Jawa Tengah terdapat kebudayaan Jawa Pesisir dan Banyumasan. Di utara pantai Jawa Kebudayaan ini mendapat banyak pengaruh dari kebudayaan Islam. 

Sementara di bagian Banyumasan merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa, Sunda dan Cirebon. Bukti lain bahwa Jawa Tengah merupakan pusat kebudayaan adalah ditemukannya salah satu unsur kebudayaan manusia purba. Fosil hewan purba ini ditemukan di Sangiran Kabupaten Sragen. Di tempat yang sama juga ditemukan berbagai fosil manusia purba dan peradabannya. Hal ini menunjukkan bahwa budaya ini berkembang sebelum zaman Kerajaan Jawa Tengah.Untuk penduduk Provinsi Jawa Tengah mayoritas adalah suku bangsa Jawa. Suku bangsa ini memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Jawa. Bahasa ini digunakan dalam aktifitas sehari-hari. Dan dalam aksara atau tulisan bahasa Jawa dinamakan huruf Jawa (Honocoroko). Banyak keanekaragaman bahasa Jawa yang berkembang di wilayah ini.

Keanekaragaman ini disebabkan perbedaan dialek.Pada dasarnya dialek bahasa Jawa terbagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu dialek daerah dan dialek sosial. Dialek daerah didasarkan asal wilayah, watak dan istiadat setempat Ciri khas rumah adatnya pun berbeda dengan daerah lainnya. Hal ini dapat dibedakan menurut bentuk atap rumahnya. 

Ada 5 komposisi rumah adat Jawa Tengah, yaitu rumah limasan, joglo atau tikelan, panggangpe, kampung, dan tajug atau masjid. Rumah adat tradisional secara lengkap terdiri atas beberapa bagian, yaitu pintu gerbang, pendopo, pringgitan, dalem, gandhok, dapur, dan lain-lain. 

Tiap-tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda. Akan tetapi tidak setiap jenis rumah memiliki bagian-bagian tersebut. Bagian rumah pendopo dan dalem terdapat pada bentuk joglo.Jika berbicara mengenai pakaiaan masyarakat Jawa Tengah mengenal berbagai macam pakaian adat. 

Daerah Surakarta menjadi simbol (identitas) busana adat di Provinsi ini.Pada pakaian adat dikelompokkan menjadi 2, yaitu pakaian untuk bangsawan (kerabat keraton) dan pakaian untuk rakyat biasa.Pakaian adat untuk upacara pernikahan dikenal dengan nama Jawi jangkep untuk pria dan kebaya untuk wanita. Masyarakat Jawa Tengah juga menggunakan pakaian adat berupa baju batik dan kain jarik yang dipakai pada saat upacara adat. Untuk di era saat ini pakaian adat sudah tidak digunakan untuk kehidupan sehari hari namun masih bisa kita jumpai dalam acara adat seperti pernikahan dan saat memperingati hari kartini bagi para siswa sekolah bisanya juga disuruh untuk mengenakan pakaian adat.

C.Ragam budaya yang ada di Indonesia bagian timur

Tadi kita telah menyelesaikan pembahasa singkat dari Indonesia bagian barat. Sekarang kita akan membahas tetang Indonesia bagian timur, saya ambil contohnya saja NTB(Nusa Tenggara Barat). Nusa Tenggara Barat atau disingkat NTB adalah provinsi yang berada di bagian barat kepulauan Nusa Tenggara Indonesia. Provinsi ini memiliki 378 pulau kecil dan dua pulau besar Dua pulau besar di Nusa Tenggara Barat yaitu Lombok yang mayoritas penduduknya merupakan suku Sasak dan pulau Lombok yang didominasi oleh suku Bima. Ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat adalah kota Mataram yang berada di Lombok. Provinsi Nusa Tenggara Barat sendiri memiliki beberapa kota dengan keanekaragaman budaya dan adat istiadat masing-masing. Ada banyak suku yang mendiami NTB seperti suku Sasak, Sumbawa, Bali, dan Jawa. Namun, mayoritas penduduk NTB adalah suku Sasak yang berasal dari Lombok. Sementara, kelompok etnis terbesar di Nusa Tenggara Barat adalah masyarakat Bima dan Sumbawa.

Rumah adat dari Nusa Tenggara Barat yang paling terkenal yakni rumah adat sade berasal dari suku Sasak. Rumah adat ini terletak di desa Rembitan, Lombok Tengah. Sampai sekarang, masyarakat sekitar masih memegang teguh tradisi dan kelestarian rumah adat sade. Suku Sasak percaya bahwa untuk membangun rumah adat terdapat aturan yang harus dipatuhi. Misalnya waktu yang tepat untuk mendirikan rumah adat. Jika aturan tersebut diabaikan, akan ada nasib buruk ketika menempati rumah tersebut.

Pakaian adat suku Sasak bernama lambung. Pakaian ini dikenakan khusus oleh wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan saat upacara adat mendakin atau nyongkol. Pakaian lambung berwarna hitam dan memiliki bentuk kerah baju "V". Pakaian ini dihiasi manik-manik pada tepian jahitan dan dilengkapi dengan selendang yang bercorak pada bahu kanan dan kiri. Bawahan pakaian lambung merupakan kain panjang yang dililitkan pada pinggang. Pakaian ini juga dilengkapi aneka ragam aksesori seperti anting berbentuk bulat, gelang tangan dan bunga mawar yang terselip pada sanggulan rambut.

Tari oncer merupakan salah satu tari daerah suku Sasak. Tarian oncer dimainkan oleh tiga kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 6-8 penari yang bertugas membaca kencang dan dua orang membawa gendang dan satu orang membawa petuk. Hal lainnya yang perlu diketahui yakni bahwa, tari oncer selalu memerankan sosok laki-laki karena tari ini menggambarkan suasana perang. Namun, perannya bisa dilakukan oleh semua gender. Alat musik yang digunakan saat mementaskan tari ini adalah gendang, gong, ceng-ceng, rincik, suling, dan reong.

Kesimpulan

 Kebudayaan di belahan dunia sangat beraneka ragam termasuk salah satunya di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki berbagai macam suku bangsa,ras,agama,adat istiadat, sehingganya untuk Indonesia sendiri sudah beraneka ragam kebudayaannya yang tercipta oleh setiap suku bangsa yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan system pengetahuan akan berisi tentang simbol pengetahuan yang digunakan masyarakat pemiliknya untuk memhami dan menginterpresikan lingkunganya. Maka tidak dapat dilihat dan tidak dipungkiri. Setiap suku bangsa mempuyai simbol-simbol untuk menginterpretasikan lingkugan atau daeeahnya masing-masing. Oleh karena itu kita sebagai warga Negara Indonesia harus tetap menjaga kerukunan antar daerah yang ada di Indonesia, hal paling terpenting adalah tetap menghargai budaya budaya disetiap daerah yang ada di Indonesia, agar supaya bhineka tunggal ika bukan saja merupakan semboyan dari Negara kita, akan tetapi itu sudah menjadi identitas yang tertanam pada diri setiap warga Negara Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun