Mohon tunggu...
Marini
Marini Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu rumah tangga

Saya ibu rumah tangga yang menyambi sebagai tukang fotocopy

Selanjutnya

Tutup

Horor

Jahatnya Santet

30 Mei 2024   20:13 Diperbarui: 30 Mei 2024   20:59 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ga kerasa udah hari kamis lagi aja ya, hai teman-teman ketemu lagi sama emak-emak fotocopy yang lagi hoby bikin tulisan, karena ini kamis saya mau cerita horor lagi nih seperti biasa cerita nya saya ambil dari kisah keluarga saya sendiri 

Seperti yang pernah saya ceritakan sebelum nya saya lahir di sebuah daerah di Sukabumi, sebagaimana orang-orang desa pada umumnya kami tinggal berdekatan dengan keluarga yang lain sehingga satu kampung itu biasanya isinya hampir saudara semuanya 

Kembali ke cerita, waktu itu saya masih berusia sekitar 11 Tahun atau duduk di bangku SD kelas 5, di kampung saya itu banyak terdapat pesantren-pesantren yang hanya mengajar agama saja tidak dengan pendidikan formal, memang pada saat itu daerah saya termasuk daerah yang cukup tertinggal sehingga orang-orang di daerah saya tidak terlalu mengutamakan pendidikan formal apalagi untuk anak perempuan.

Di keluarga nenek saya hanya sebagian saja sepupu-sepupu saya yang bersekolah salah satunya anak uwa saya yang sebut saja namanya teh N, pada saat itu teh N sudah duduk di bangku kelas 10 atau SMA kalo jaman saya, ntah apa yang terjadi tiba-tiba saja teh N ini sakit, dan sakitnya tuh agak aneh, dia ngerasa sakit hanya setiap malam hari jadi dari mulai magrib sampe pagi dia selalu merasa kesakitan dan ketakutan  selain itu teteh N tu makin lama makin sering melamun dan bengong seperti kehilangan semangat hidup mirip orang yang sedang depresi kalo jaman sekarang mah, sebagaimana orang kampung kami lebih percaya pengobatan alternatif ke orang-orang pintar ketimbang pengobatan medis sehingga uwa saya membawa teh N ini berobat ke beberapa orang pintar namun belum juga membuahkan hasil.

Hingga suatu hari teh N ini penyakitnya semakin parah hingga tidak bisa bangun dan akhirmya di bawa ke rumah sakit untuk dirawat namun anehnya setelah beberapa hari di rawat dokter tidak dapat mendiagnosis penyakit saudara sepupu saya ini dan akhirnya sepupu saya ini kembali di bawa pulang.

Sudah 2 bulan teteh N sakit aneh itu, badan nya semakin kurus tinggal tulang berbalut kulit, hal ini tentu saja sangat membuat iba semua orang, setiap magrib dia selalu menjerit-jerit kesakitan dan ketakutan , hal ini membuat kami semua selalu berkumpul di rumah uwa saya setiap magrib datang, untuk berjaga dan membacakan doa bagi kesembuhan teteh N.

Hingga suatu hari saudara sepupu saya yang lain, anak dari bibi saya membawa kabar bahwa ada seorang kiai dari Jampang yang sedang berdakwah di daerah saya, dari cerita yang di dapat saudara saya sang kiai juga sering mengobati orang-orang sakit tanpa meminta bayaran apapun, mendengar hal ini uwa saya bergegas untuk menemui beliau untuk meminta pertolongan nya, sesampainya disana sang kiai bertanya kepada uwa saya apakah teteh N pernah menolak pinangan seseorang ? Dan uwa saya menjawab tidak karena seingat uwa saya tidak ada laki-laki yang datang meminang mengingat status teteh N yang masih bersekolah.

Singkat cerita sang kiai menyuruh uwa saya untuk pulang terlebih dahulu karena beliau akan bertirakat dulu, dan sebelum uwa saya pulang beliau juga berpesan agar kami sekeluarga menemani teh N dan tidak meninggalkan nya sendirian, setibanya di rumah hari menjelang Ashar, uwa saya meminta istrinya agar tidak meninggalkan teteh N sendirian kalo mau di tinggal pun harus bergantian, karna saat itu sebagian dari kami harus pulang untuk mandi dan bersih- bersih kemudian sholat Ashar dan kembali lagi ke tempat uwa saat selesai sholat magrib 

Tinggalah di rumah uwa hanya istri uwa dan anak uwa yang satunya lagi ( adiknya teteh N ) yang saat itu usia nya tidak terpaut jauh dengan saya sekitar 13 Tahun, sang ibu menyuruh anaknya ini untuk menemani teteh N karna dia mau sholat ashar, sang adik pun duduk dan menemani kakanya yang terbaring lemas di tengah rumah, namanya anak-anak adik teteh N ini tiba-tiba berdiri karna melihat saudaranya yang lain melintas di depan rumah nya untuk memanggilnya agar dia tidak berjaga sendiri, awalnya dia memanggil dari dalam rumah tapi karena yang dipanggil tidak mendengar dia pun mencoba membuka pintu untuk memanggil dari teras rumah dan meninggalkan teh N sendirian di dalam karna dia pikir jaraknya juga tidak terlalu jauh, sesampainya di luar rumah adik teteh N ini malah mengobrol dengan saudaranya yang lewat dan lupa kalo tidak boleh meninggalkan kakanya.

Singkat cerita istri uwa saya yang sudah selesai sholat ashar kembali ke tengah rumah dan kaget mendapati teteh N sendirian dan seperti orang tertidur, uwa pun mencoba membangun kan teteh N karna tidak baik tidur menjelang magrib tapi yang dibangunkan sama sekali tidak merespon dan dan badan nya mulai dingin karna panik uwa pun berteriak memanggil suaminya di mushola yang letak nya di samping rumah " abah..abah..ieu si teteh teu hudang-hudang " ( abah..abah..ini si teteh ga bangun-bangun)mendengar teriakan istrinya uwa laki-laki berlari ke tengah rumah dan mencoba mengecek keadaan si teteh dan benar saja si teteh sudah meninggal, karna ingat pesan dari kiai yang ia temui uwa saya langsung meminta istri nya memanggil kai di sekitar rumah untuk mengecek kondisi anaknya, tak berapa lama kiai dekat rumah pun datang beliau langsung mengecek kondisi teteh N,sang  kiai bilang jangan di tutup dulu katanya kain jarik menurut beliau teteh belum meninggal walau  denyut nadi di raganya  sudah tidak ada  tapi sukma nya masih ada di sektar 

Selepas magrib kiai yang dari jampang datang berkunjung kami yang sedari ashar menunggu sangat tidak sabar, beliau pun langsung melihat kondisi teteh N, lalu beliau meminta kami yang hadir untuk membacakan yasin bersama-sama untuk kesembuhan teteh N, sedangkan beliau khusyu berdoa kemudian beliau menyerahkan sebotol air untuk di minumkan ke teteh N, uwa saya langsung mengambil kapas dan mencelupkan ke air tersebut untuk di teteskan dibibir teteh N, tak berapa lama teteh pun membuka matanya dan kami pun serempak mengucapkan syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun