Orang tua tak akan selamanya ada untuk anak-anaknya. Akan tiba saat dimana kita sebagai orang tua harus meninggalkan anak-anak dan membiarkan mereka menghadapi dunia mereka sendiri. Mau tidak mau atau suka tidak suka tapi itu merupakan sebuah keniscayaan.Â
Maka dari itu, kita sebagai orang tua berkewajiban mempersiapkan mereka supaya kelak bisa menghadapi dunia mereka sendiri dengan baik. Hamil itu lelah, melahirkan itu susah, membesarkan anak itu tidaklah mudah maka jangan sampai mereka tumbuh penuh masalah karena hasil didikan kita yang salah.
Ada 2 bentuk warisan yang bisa diwariskan kepada anak, yaitu harta dan ilmu. Jika disuruh memilih maka pilihlah warisan ilmu, in shaa Allah dengan ilmu hidup kita lebih beruntung.
Dalam hal ini, ada 4 jenis warisan yang mungkin diberikan oleh orang tua untuk anak-anaknya, di antaranya yaitu:
1. Mewariskan harta tanpa ilmu agama.
Dengan mewariskan harta mungkin anak-anak kita akan hidup lebih mudah. Tak bisa masak, tak bisa nyapu atau nyuci tidak masalah, toh bisa menyewa ART. Mau sekolah di sekolah-sekolah mewah penuh fasilitas super lengkap juga tidak masalah. Mau memiliki apa saja yang di inginkan juga mudah saja dituruti.
Tetapi mewariskan harta tanpa dibarengi ilmu agama itu kerugian yang besar. Tidak hanya orang tua yang rugi, tapi anak-anak keturunannya juga rugi. Bagaimana tidak? investasi terbesar untuk akhirat bagi orang tua adalah anak-anak yang sholih.
Mungkin saat besar nanti anak akan sukses mengurus perusahaanya, tapi apakah mereka ingat untuk mendoakan kedua orang tuanya yang sudah meninggal? Sanggupkah mereka mengurus orangtuanya saat tua nanti, atau justru memilih memasukkan ke panti jompo dan menyia-nyiakan orang tuanya?
Tidak sedikit juga anak-anak yang lebih suka menghamburkan uang orangtuanya, alhasil dalam sekejap uang habis, bangkrut dan bingung menghadapi kehidupan barunya yang miskin dan tanpa skill. Ada lagi yang sehari setelah orang tuanya meninggal, bukanya bersedih dan mendoakan tapi mirisnya malah perang saudara gara-gara rebutan warisan.
Ya, hal seperti itu sudah sangat sering kita temui di kehidupan nyata, bukan lagi disinetron yang ditayangkan di televisi. Sungguh miris bukan? Hal ini bisa terjadi karena kurangnya ilmu agama, adab, dan akhlaq yang mereka miliki.
Mewariskan harta banyak untuk anak memang sangatlah bagus, karena tidak bisa dipungkiri dengan harta yang banyak segala sesuatu akan menjadi lebih mudah. Meski tidak menutup kemungkinan anak akan mencari ilmu agama sendiri dengan hidayah Allah, tetapi mewariskan harta tanpa ilmu sama saja sebuah kesia-siaan.
2. Mewariskan ilmu tanpa harta
Ilmu adalah kemuliaan, Allah mengangkat orang-orang yang berilmu beberapa derajat di atas yang lainnya. Para Nabi selalu mewariskan ilmu, bukan harta benda, emas, maupun perak. Oleh sebab itu, orang tua yang tidak memiliki banyak harta tidak perlu terlalu risau. Anak-anak lebih butuh warisan ilmu dibandingkan harta benda.Â
Wariskan semua ilmu pengetahuan yang kita miliki, terutama ilmu-ilmu tentang ketuhanan, adab dan akhlaq. Jika dirasa belum cukup, saat ini begitu banyak taman pendidikan Al-qur'an dan kajian-kajian islam yang bisa kita dapatkan dari asatidz dan asatidzah secara cuma-cuma alias gratis tanpa biaya. Betapa Allah memudahkan kita untuk mendapatkan ilmu, tetapi sayangnya terlalu banyak alasan untuk kita tidak mencarinya.
Semoga Alloh senantiasa meringankan langkah kita dan anak keturunan dalam mencari ilmu-Nya. Aamiin..
3.Mewariskan ilmu dan harta
Seperti yang disebutkan di atas, mewariskan harta memang bermanfaat untuk anak keturunan kita. Tapi alangkah lebih baiknya jika mewariskan harta dan ilmu secara bersamaan. Anak-anak akan tumbuh lebih mudah dengan kecukupan harta dan memanfaatkan harta tersebut sesuai dengan aturan agama.Â
Dengan begitu orang tua akan mendapatkan pahala jariyah lebih banyak lagi. Harta yang ditinggalkan berkah baik untuk orang tua maupun anak karena digunakan dalam kebaikan. Anak-anak juga akan tumbuh menjadi pribadi sholih yang senantiasa mendo'akan kedua orang tuanya. Tentunya mereka juga akan terus menebar kebaikan dan mewariskan secara turun temurun harta dan ilmu tersebut, Â sehingga pahala dan do'a-do'a akan terus mengalir kepada kita. In shaa Allah..Aamiin.
4.Tidak mewariskan ilmu maupun harta
Sungguh rugi orang yang telah susah payah membesarkan anak, tapi bukan kebaikan yang didapatkan melainkan keburukan. Bahkan keburukan yang mengalir terus hingga orang tua meninggal dikarenakan salah mendidik anak. Na'uudzubillahi min dzaalik.
Jika tak punya harta untuk biaya menuntut ilmu, maka setidaknya luangkanlah sedikit waktu untuk bermajlis. Jika terlalu sibuk, maka doronglah anak-anak untuk datang ke majlis-majlis ilmu. Dengan begitu, in shaa Alloh rantai kebodohan akan terputus.
Robbanaa hablanaa minas-shoolihiin. Aamiin yaa robbal 'aalamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H