3. Penguatan Ekonomi Lokal: Dengan mengembangkan bisnis jamu herbal yang dihasilkan oleh para santri, kita dapat memberdayakan ekonomi lokal di daerah pesantren dan sekitarnya. Ini akan menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan pada obat-obatan modern yang sering kali mahal.
4. Penghormatan terhadap Lingkungan: Praktik pengobatan herbal cenderung ramah lingkungan karena bahan-bahannya berasal dari alam dan biasanya memiliki jejak karbon yang lebih rendah daripada obat-obatan modern yang dihasilkan secara massal
B. Penerapan Regulasi dan Pengenalan Jamu Herbal di Tingkat Nasional
Pengenalan jamu herbal yang dihasilkan oleh santri dan upaya pelestariannya dapat didukung oleh pemerintah melalui penerapan regulasi yang tepat. Langkah-langkah tersebut meliputi:
1. Pengakuan Resmi: Pemerintah dapat memberikan pengakuan resmi dan dukungan terhadap warisan budaya jamu herbal serta pentingnya peran santri dalam pelestariannya.
2. Penelitian dan Sertifikasi: Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi manfaat kesehatan dan keamanan dari berbagai ramuan jamu. Sertifikasi dapat membantu mengamankan kualitas produk jamu herbal yang diproduksi oleh para santri.
3. Promosi dan Pendidikan: Pemerintah dapat mempromosikan jamu herbal sebagai alternatif pengobatan yang aman dan efektif. Pendidikan tentang manfaat jamu herbal dan penggunaan yang tepat juga perlu diperkuat.
4. Dukungan Keuangan: Pemerintah dapat memberikan dukungan keuangan untuk membantu para santri dalam memproduksi dan memasarkan produk jamu herbal secara lebih luas.
C. Pembuatan Jamu Herbal Santri Nurul Huda bersama KKN-T.32, Sukaraja 2