Mohon tunggu...
Mohamad Arif Alvian
Mohamad Arif Alvian Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya Menulis Karena Saya Ada

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Liburan Nuansa Baru? Ayo ke Cigaru!

27 Desember 2015   10:54 Diperbarui: 28 Desember 2015   22:12 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cigaru adalah sebuah objek wisata alam yang berlokasikan di Cisoka, Kabupaten Tangerang. Objek wisata ini merupakan sebuah danau yang dahulunya bekas galian pasir. Karena lama tidak beroperasi danau tersebut di diamkan saja yang menyebabkan danau tergenang air hujan. Setelah musim kemarau panjang, air yang menggenangi danau tersebut berubah menjadi kadang bening, kadang biru dan kadang juga hijau dalam sehari. Kejadian ini sempat menghebohkan warga sekitar. Dan hingga saat ini, belum diketahui apa yang menyebabkan air danau tersebut selalu berubah-ubah. Yang jelas fenomena alam ini memberikan manfaat bagi warga sekitar sebagai mata pencaharian karena banyaknya masyarakat yang berkunjung ke sana.

Saya selaku warga Kabupaten Tangerang ikut bersyukur dan bangga adanya objek wisata alam Cigaru ini. Karena dengan adanya wisata alam ini, Kabupaten Tangerang akan lebih dikenal lagi di masyarakat luas khususnya daerah luar Tangerang.

Rasa penasaran saya pun semakin menjadi setelah saya melihat banyak orang yang menguopload video mereka ke youtube ketika sedang berkunjung ke Cigaru. Akhirnya hari libur natal kemarin setelah selesai shalat jumat saya gunakan untuk pergi ke sana. Walau fenomena alam ini sudah berlangsung sejak lama, tetapi saya baru sempat pergi ke sana karena kesibukan waktu kuliah saya. Perjalanan saya ke sana tidaklah memakan waktu yang terlalu lama, hanya sekitar satu jam kurang lebih. Hal itu disebabkan karena lokasi rumah saya yaitu di Rajeg yang lumayan dekat lokasinya dengan Cisoka tempat danau Cigaru berada.

Sebelum sampai ke tempat wisata alam Cigaru, untuk sampai ke sana saya harus merogoh kocek total sebesar tujuh ribu rupiah di sepanjang jalan sekitar kurang lebih satu kilo meter ketika hampir mendekati danau Cigaru yang terbagi dalam tiga pos pembayaran. Lalu untuk biaya parkir ketika sampai di wisata alam Cigaru ini saya hanya membayar sebesar tiga ribu rupiah. Menurut saya demi melihat fenomena alam sangat yang langka ini, biaya sepuluh ribu rupiah sangat lah terjangkau, dikarenakan wisata alam Cigaru ini masih dikelola sendiri oleh masyarakat sekitar.

Setelah sampai disana, saya melihat banyak sekali orang-orang yang berkunjung untuk melihat fenomena alam danau Cigaru ini. Disana juga banyak penjual makanan dan minuman, seperti bakso, mie ayam, minuman es teh, air mineral dan lainnya. Jadi jangan takut kelaparan dan kehausan. Bahkan disana juga ada yang berjualan tongsis atau monopod untuk kalian yang hobi narsis dan selife, tetapi lupa membawa tongsis. Tinggal beli saja, harganya juga cukup murah hanya sepuluh ribu kalau kemarin saya tidak salah dengar .

Ketika saya berkunjung ke sana, cuaca pada saat itu sangat lah panas. Tetapi panasnya terik matahari yang menyinari tubuh saya kala itu tidak mengurungkan niat saya untuk melihat lebih lama lagi fenomena alam danau Cigaru ini. Dan tak lupa pula untuk berfoto dan mengabadikan momen-momen di sana. Selesai berfoto-foto saya langsung upload sosial media, agar teman-teman saya tahu bahwa ada objek wisata alam terbaru di Kabupaten Tangerang. Lumayan juga kan untuk nambah stok foto di instagram.

Bagi yang tidak kuat dengan teriknya sinar matahari atau alergi terhadap sinar UV (ultra violet) tetapi hasrat jiwa selfienya kuat, saya sarankan untuk membawa payung, agar perawatan kulit yang sudah kalian lakukan tidaklah menjadi sia-sia. Karena disana tidak ada penjual atau penyewa payung.

Saya juga sempat bertanya kepada salah satu pedagang minuman, tetapi saya lupa menanyakan siapa namanya. Saya bertanya "Bagaimana dampak bagi masyarakat sekitar khsusnya bagi mas sendiri dengan adanya objek wisata alam cigaru ini?", pedagang tersebut menjawab "Alhamdulillah mas jadi ada lahan penghasilan, karena dulu saya tidak bekerja dan saya juga dulu sempat sebelumnya menjadi penambang pasir tapi bukan di bekasi Cigaru ini". "Memang apa mayoritas mata pencaharian warga disini?" lanjut saya, pedagang tersebut pun menjawab "Ya kebanyakan sih petani mas, ada juga yang penambang pasir, pegawai pabrik juga ada, dan ada juga yang berjualan makanan serta minuman di rumah seperti membuka warung". 

Apa yang di bilang salah satu pedagang minuman tersebut memang betul bahwa rata-rata mata pencaharian warga di sekitar wisata alam Cigaru ini adalah bertani dan menjadi penambang pasir. Hal tersebut terlihat disepanjang jalan ketika saya hampir mendekati danau Cigaru ini melihat banyak tumpukan pasir di pinggir jalan. Dan saya juga melihat ada pula yang sedang menambang pasir dan bertani di sawah, dilihat dari raut wajahnya rata-rata sudah berumah tangga dan sudah berumur kepala tiga lebih.

     

Disekeliling danau Cigaru ini seluruhnya hanya dibatasi oleh bambu-bambu yang ditancapkan dan dibuat pagar untuk membatasi para pengunjung agar tidak melintas terlalu jauh mendekati ke tengah danau. Karena kedalaman danau tersebut yang mecapai kurang lebih lima puluh meter. Apalagi disamping danau Cigaru juga bersebelahan dengan sebuah galian pasir yang kondisinya sangat dalam dan berbahaya seperti gambar di atas. Karena galian tersebut juga hanya dibatasi oleh pagar-pagar bambu yang dipinggir-pinggir dan diatasnya terdapat untuk akses jalan dan ada juga orang berjualan . Yang saya takutkan ketika musim penghujan datang ini bisa menyebabkan longsor, karena berbatasan langsung dengan pinggir-pinggir danau.

Setelah selesai dan merasa puas berfoto-foto dengan berbagai macam pose, saya melihat ke arah jam tangan saya menunjukan pukul 4 sore, saya pun memutuskan untuk segera pulang ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun