Cigaru adalah sebuah objek wisata alam yang berlokasikan di Cisoka, Kabupaten Tangerang. Objek wisata ini merupakan sebuah danau yang dahulunya bekas galian pasir. Karena lama tidak beroperasi danau tersebut di diamkan saja yang menyebabkan danau tergenang air hujan. Setelah musim kemarau panjang, air yang menggenangi danau tersebut berubah menjadi kadang bening, kadang biru dan kadang juga hijau dalam sehari. Kejadian ini sempat menghebohkan warga sekitar. Dan hingga saat ini, belum diketahui apa yang menyebabkan air danau tersebut selalu berubah-ubah. Yang jelas fenomena alam ini memberikan manfaat bagi warga sekitar sebagai mata pencaharian karena banyaknya masyarakat yang berkunjung ke sana.
Saya selaku warga Kabupaten Tangerang ikut bersyukur dan bangga adanya objek wisata alam Cigaru ini. Karena dengan adanya wisata alam ini, Kabupaten Tangerang akan lebih dikenal lagi di masyarakat luas khususnya daerah luar Tangerang.
Rasa penasaran saya pun semakin menjadi setelah saya melihat banyak orang yang menguopload video mereka ke youtube ketika sedang berkunjung ke Cigaru. Akhirnya hari libur natal kemarin setelah selesai shalat jumat saya gunakan untuk pergi ke sana. Walau fenomena alam ini sudah berlangsung sejak lama, tetapi saya baru sempat pergi ke sana karena kesibukan waktu kuliah saya. Perjalanan saya ke sana tidaklah memakan waktu yang terlalu lama, hanya sekitar satu jam kurang lebih. Hal itu disebabkan karena lokasi rumah saya yaitu di Rajeg yang lumayan dekat lokasinya dengan Cisoka tempat danau Cigaru berada.
Sebelum sampai ke tempat wisata alam Cigaru, untuk sampai ke sana saya harus merogoh kocek total sebesar tujuh ribu rupiah di sepanjang jalan sekitar kurang lebih satu kilo meter ketika hampir mendekati danau Cigaru yang terbagi dalam tiga pos pembayaran. Lalu untuk biaya parkir ketika sampai di wisata alam Cigaru ini saya hanya membayar sebesar tiga ribu rupiah. Menurut saya demi melihat fenomena alam sangat yang langka ini, biaya sepuluh ribu rupiah sangat lah terjangkau, dikarenakan wisata alam Cigaru ini masih dikelola sendiri oleh masyarakat sekitar.
Setelah sampai disana, saya melihat banyak sekali orang-orang yang berkunjung untuk melihat fenomena alam danau Cigaru ini. Disana juga banyak penjual makanan dan minuman, seperti bakso, mie ayam, minuman es teh, air mineral dan lainnya. Jadi jangan takut kelaparan dan kehausan. Bahkan disana juga ada yang berjualan tongsis atau monopod untuk kalian yang hobi narsis dan selife, tetapi lupa membawa tongsis. Tinggal beli saja, harganya juga cukup murah hanya sepuluh ribu kalau kemarin saya tidak salah dengar .
Ketika saya berkunjung ke sana, cuaca pada saat itu sangat lah panas. Tetapi panasnya terik matahari yang menyinari tubuh saya kala itu tidak mengurungkan niat saya untuk melihat lebih lama lagi fenomena alam danau Cigaru ini. Dan tak lupa pula untuk berfoto dan mengabadikan momen-momen di sana. Selesai berfoto-foto saya langsung upload sosial media, agar teman-teman saya tahu bahwa ada objek wisata alam terbaru di Kabupaten Tangerang. Lumayan juga kan untuk nambah stok foto di instagram.
Bagi yang tidak kuat dengan teriknya sinar matahari atau alergi terhadap sinar UV (ultra violet) tetapi hasrat jiwa selfienya kuat, saya sarankan untuk membawa payung, agar perawatan kulit yang sudah kalian lakukan tidaklah menjadi sia-sia. Karena disana tidak ada penjual atau penyewa payung.
Saya juga sempat bertanya kepada salah satu pedagang minuman, tetapi saya lupa menanyakan siapa namanya. Saya bertanya "Bagaimana dampak bagi masyarakat sekitar khsusnya bagi mas sendiri dengan adanya objek wisata alam cigaru ini?", pedagang tersebut menjawab "Alhamdulillah mas jadi ada lahan penghasilan, karena dulu saya tidak bekerja dan saya juga dulu sempat sebelumnya menjadi penambang pasir tapi bukan di bekasi Cigaru ini". "Memang apa mayoritas mata pencaharian warga disini?" lanjut saya, pedagang tersebut pun menjawab "Ya kebanyakan sih petani mas, ada juga yang penambang pasir, pegawai pabrik juga ada, dan ada juga yang berjualan makanan serta minuman di rumah seperti membuka warung".Â
Apa yang di bilang salah satu pedagang minuman tersebut memang betul bahwa rata-rata mata pencaharian warga di sekitar wisata alam Cigaru ini adalah bertani dan menjadi penambang pasir. Hal tersebut terlihat disepanjang jalan ketika saya hampir mendekati danau Cigaru ini melihat banyak tumpukan pasir di pinggir jalan. Dan saya juga melihat ada pula yang sedang menambang pasir dan bertani di sawah, dilihat dari raut wajahnya rata-rata sudah berumah tangga dan sudah berumur kepala tiga lebih.
    Â
Setelah selesai dan merasa puas berfoto-foto dengan berbagai macam pose, saya melihat ke arah jam tangan saya menunjukan pukul 4 sore, saya pun memutuskan untuk segera pulang ke rumah.
    Â
Jika kalian ingin berkunjung ke danau Cigaru, rutenya cukup mudah kok. Bagi yang berasal dari daerah Tangerang dan sekitarnya bisa jalan ke arah Cikupa lalu ke Tiga Raksa dan ikuti petunjuk arah jalan ke arah Cisoka. Nanti patokannya di sebelah kiri jalan ada spanduk atau tulisan SMA 8. Setelah itu masuk ke dalam gang atau jalan di sebelah kiri tersebut dan lurus saja ikuti jalan konblok, selanjutnya nanti ada orang yang mengarahkan.
Bagi yang berasal dari luar Tangerang atau Jakarta dan sekitarnya bisa lewat jalan tol dan keluar di pintu tol Cikupa, lalu rute selanjutnya sama saja. Untuk yang ingin naik transportasi kereta juga bisa, turun saja di Stasiun Tigaraksa. Tetapi untuk rute kereta ke Stasiun Tigaraksa saya tidak terlalu paham. Jika nanti sudah sampai di Stasiun Tigaraksa, bisa naik ojek untuk ke Cigarunya.
Saya menyararankan untuk transportasi kendaraan ke sana lebih baik menggunakan kendaraan roda dua, sebab kondisi jalan yang lumayan sempit ketika kurang lebih satu kilo meter ketika hendak mendekati danau Cigaru. Karena kondisi medan jalan yang harus kalian lewati adalah melewati sawah sawah, walaupun memang kondisi jalan sudah ada yang di konblok dan di aspal.
Dalam teori ilmu komunikasi, artikel ini berkaitan dengan Teori Komunikasi Massa. Dimana media massa mampu memberikan infromasi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar kita, yang dinamakan surveillance.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H