Hai, perkenalkan aku Alesya Naya Putri anak pertama dari 3 bersaudara. Hidupku bukan yang mewah, tetapi berkecukupan. Aku bersekolah di SMA 11 Yogyakarta dan aku memiliki banyak sekali teman.Â
Hingga suatu hari entah apa yang terjadi, aku bertemu dengan seorang murid yang menarik perhatianku. Iya, seseorang laki-laki bernama indah "Brylen John Arthur" yang menarik perhatianku tentang dirinya.Â
Namun sebenarnya aku ragu bahwa aku bisa sekedar berkenalan saja dengan dia. Tetapi suatu hari yang tidak aku sangka terjadi, entah apa yang membuatku berani untuk berkenalan dengannya dan meminta akun instagram miliknya. Hanya sedikit percakapan aku dengan Brylen, namun hal itu membuatku semakin tertarik padanya.Â
Hari demi hari aku lewati dengan rasa penasaran yang semaki besar terhadap Brylen, hingga aku memberanikan diri untuk menyapanya di lorong sekola. "Hai, selamat pagi kak Brylen!" sapa ku dengan gugup saat berjalan beriringan. "Pagi juga sya, semangat ya hari ini" ucap Brylen dengan senyuman.Â
Hatiku begitu mendengar balasan sapaan darinya langsung berdebar debar, senang dan juga semakin memantapkan diri bahwa aku bukan hanya penasaran tetapi aku benar benar jatuh hati padanya. Hari demi hari aku lalui dengan bersenang hati, karena selalu bertemu dengan Brylen saat melewati lorong. Hingga hari yang tidak aku sanggka terjadi, saat aku sedang berjalan menuju meja dikelasku, aku melihat sebuah bungkus paper bag ada diatas mejaku.Â
Sontak aku heran "Siapa yang taro ini di mejaku?" guman Alesya dalam hati. Namun karena rasa penasaran dari dalam diriku ini, aku membuka bungkusan paper bag itu dengan hati hati. Betapa terkejutnya aku ketika yang memberikan paper bag itu adalah Kak Brylen. Dalam paper bag tersebut berisikan beberapa coklat, gelang dan juga 1 tangkai bunga segar beserta secarik surat.Â
Saat aku membaca surat tersebut, aku begitu terkejut akan isi dari surat yang diberikan oleh Kak Brylen. Dalam surat tersebut, Kak Brylen mengatakan bahwa ia tertarik padaku dan ia mengajakku untuk bertemu di perpustakaan saat istirahat kedua. Pada istirahat kedua aku bergegas menuju ke perpustakaan sekolah dan bertemu dengan Kak Brylen.Â
Saat masuk kedalam perpustakaan, aku hanya melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di meja paling pojok, dekat sekali dengan rak buku favouriteku. Aku berjalan mendekatinya sambil menyapa "Kak Brylen?" dengan suara gugupku karna hal itu adalah pertama kalinya aku mengobrol dengan empat mata dengannya.Â
"Hai Alesya, how do you feel now? Aku dengar, kamu penasaran sama aku?" Tanya Brylen kepadaku. Hatiku semakin berdebar debar ketika Kak Brylen menanyakan hal itu, aku merasa bingung harus menjawab apa..hingga hanya 1 kata yang keluar dari mulutku hanya "Kak.." itu pun aku menjawabnya dengan gugup.Â
"Udah, santai aja, aku juga kok Sya...gimana kalau nnti pulang sekolah aku antar kamu pulang?" Tanya Brylen kepada Aleysa dengan wajah berharap aku akan meng-iyakan ajakannya. Aku gugup dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Kak Brylen, aku bingung, hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk menjawab "Kak Brylen, jujur aku mau kak tapi apa engga terburu-buru? Kita baru ngobrol hari ini" Tanya Alesya kepada Brylen. "Alesya, kapan lagi?" Tanya Brlyen dengan nada meyakinkann.Â
Hati Alesya pun semakin tidak karuan, ia ingin sekali menerima tawaran tersebut, tetapi Alesya juga takut bahwa langkah yang ia ambil itu salah. Hingga akhirnya aku memantapkan diri untuk meng-iyakan apa yang dikatakan Brlyen. "Kak, iya nanti ketemu di parkiran aja ya, sekarang masuk kelas dulu udah bel juga" Ucapku dengan hati yang berdebar debar.Â
Setelah itu aku dan Kak Brylen berjalan bersama di lorong sekolah yang ramai oleh murid murid lainnya. "Byee, sampai jumpa lagi nanti siang Sya!" Seru Brylen sambil melambaikan tangan kepadaku. Hingga jam pulang pun tiba, namun hujan turun sangat deras, sehingga kami tidak dapat langsung pulang. "Kak, emang gapapa kalau kita pulang telat?" tanyaku pada Kak Brylen dengan rasa sedikit takut jika pulang malam.
 "Sya..namanya hujan, kamu gabisa menyesali itu..santai aja kalau sama aku pasti aman dr awal brangkat sampai tujuan" Balas Brylen dengan nada sedikit tertawa. "Kakak, nyebelin banget sihh" Sautku dengan kesal, hal itu semakin membuat warna pipiku kemerahan karna rasa bahagia yang tidak terkira. Setelah kami menunggu sekitar 10 menit, hujan pun reda dan kami dapat pulang. Disepanjang jalan, hatiku sangat berdebar debar, baru kali ini aku merasakan jatuh hati sejatuh jatuhnya, hanya dengan Brylen saja aku merasakan hal ini.Â
Dalam perjalanan, kami sering ngobrol tentang banyak hal, dengan hati yang berdebar debar, seorang Brlyen yang karakternya pendiam dan juga cool tibatiba menarik tanganku untuk dapat memeluk pinggangnya diatas motor. Hal itu semakin membuat hatiku bergejolak karena aku baru pertama kali merasakan seperti ini.Â
"Sya, kamu lucu deh..boleh engga aku panggil kamu leya?" Tanya Kak Brylen kepadaku. "Boleh kak dengan senang hati!" ujarku semangat. Dalam perjalanan tersebut aku dan Brylen banyak bertukar cerita tentang kehidupan kami. Kemesraan kami semakin bertamah karena dalam perjalanan pulang yang berlatar belakangkan kota Yogyakarta yang habis diguyur hujan membuat memori yang terbangun menjadi hal paling romantis. Sekian ceritaku dengan seseorang bernama Brylen John Arthur dan kenangan kami terhadap Kota Yogyakarta setelah diguyur hujan. Yogyakarta after rain adalah memori paling indah saat aku duduk dibangku SMA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H