Mohon tunggu...
Mariemon Simon Setiawan
Mariemon Simon Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Silentio Stampa!

Orang Maumere yang suka makan, sastra, musik, dan sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Thomas Muller dan (Nikmatnya) Sextuple

14 Februari 2021   14:53 Diperbarui: 16 Februari 2021   05:41 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali, Thomas Muller menjadi salah satu orang Jerman dengan tertawa paling lebar hingga hari ini. Bagaimana tidak, semua trofi mayor pada level klub sudah berhasil ia kantongi bersama Bayern Munchen.

Dan tentu saja, enam gelar dalam semusim (sextuple) bersama FC Hollywood dengan trofi Piala Dunia Antar Klub sebagai trofi pamungkas adalah puncak prestasinya pada level klub.

Apa lagi yang kurang dari karier seorang Thomas Muller?

Ballon d'Or? Ia adalah pemain terbaik, hanya saja pesepak bola bertubuh kurus ini jarang bahkan tidak 'dibesarkan' media. Trofi Euro? Ia sudah punya satu trofi Piala Dunia, bahkan pernah menjadi top skor dalam debut Piala Dunia-nya.

Kecepatan dan skill memukau? Percayalah, sekalipun tidak memiliki kecepatan dan skill brilian Muller punya kemampuan istimewa sebagai penafsir ruang atau raumdeuter, kemampuan menciptakan ruang sehingga ia punya banyak peluang dan efisiensi untuk menciptakan gol dan memberi assist. Ia sendiri yang 'menciptakan' istilah ini (raumdeuter) untuk menggambarkan kualitasnya.

***

Bagi saya, ia adalah 'penjegal' sejati dari ambisi sang megabintang, Lionel Messi.

Pada Piala Dunia 2010 lalu di Afrika Selatan, Thomas Muller yang kala itu menjalani Piala Dunia pertamanya berhasil menekuk Argentina yang diperkuat Messi dengan skor telak, 4-0. Padahal, Argentina yang dilatih Diego Maradona menjadi kandidat kuat untuk menjadi juara.

Thomas Muller kembali mengulangi kemenangannya atas La Pulga dalam ajang UEFA Champions League (UCL) musim 2012/13. Bayern Munchen lolos ke final dan keluar sebagai juara setelah menang telak atas Barcelona pada babak semifinal dengan agregat 7-0 (4-0 di Allianz Arena, Munchen, dan 3-0 di Camp Nou). Muller sendiri mencetak total 3 gol dan sebiji assist.

Rekor kemenangan ini kembali panjang tatkala kedua bintang ini bertemu di final Piala Dunia setahun kemudian di Brasil. Jerman dibayangi mitos: belum ada tim Eropa yang berhasil menjadi juara dunia di tanah Amerika Latin, sementara Argentina diuntungkan karena bermain di 'tanah sendiri'.

Namun nyatanya, Thomas Muller dan timnas Jerman berhasil menang tipis 1-0 dan menjadi negara Eropa pertama yang menjadi juara dunia di tanah Amerika.

Setahun kemudian, giliran Thomas Muller dan Bayern Munchen yang harus mengakui keunggulan Lionel Messi dan Barcelona dalam ajang UCL 2014/15. Mereka kalah agregat 5-3 pada babak semifinal. Bahkan, Barcelona berhasil keluar sebagai juara setelah menundukan Juventus di final.

Musim lalu, dalam babak perempatfinal UCL, giliran Bayern Muchen yang membantai Barcelona dengan skor memalukan, 8-2. Thomas Muller sendiri tampil cukup gemilang dalam kemenangan tersebut.

Soal bakat, rekor, skill, drible, dan ketenaran, mungkin nama Thomas Muller berada di bawah Lionel Messi. Namun, semua prestasi yang pernah diraih Messi bersama Barcelona, sudah ia rasakan bersama Bayern Munchen; dari juara Liga Champions, treble winners, bahkan sextuple. Bedanya, Muller pernah merasakan manisnya juara dunia, hal yang belum pernah dirasakan oleh Messi.

***

Thomas Muller, dalam laga semifinal Piala Dunia Antar Klub melawan Al-Ahly. Sumber: AlKhaleejToday
Thomas Muller, dalam laga semifinal Piala Dunia Antar Klub melawan Al-Ahly. Sumber: AlKhaleejToday

Di tengah lapangan, kita tidak akan melihat Thomas Muller meliuk-liuk melewati lawan. Kita tidak pernah melihat Muller beradu spint menyisir sayap. Namun, Muller begitu berbahaya ketika melakukan pergerakan tanpa bola. Ia begitu mematikan ketika mencari ruang untuk menciptakan peluang.

Di tengah lapangan, Muller mungkin terlihat kemomos. Ia tidak begitu stylish. Rambutnya acak-acakan. Bahkan kaos kakinya terkadang ia pelorotkan hingga setinggi betis. Namanya pun mungkin kalah mentereng dengan 'Muller' yang lain (Gerd Muller), apalagi keduanya mengenakan nomor punggung yang sama di timnas: 13.

Namun, kehadirannya di lapangan kerap menjadi pembeda, sanggup mencetak gol dan memberi assist dengan sama baiknya.

Bagaimanapun, Thomas Muller adalah salah satu dari yang terbaik. Ia telah meraih semua trofi mayor pada level klub dan melengkapi perjalanan kariernya dengan torehan sextuple.

Meski tidak tampil di final melawan Tigres UANL beberapa waktu lalu karena terjangkit Covid-19, toh Muller cukup berperan dalam laga semifinal sebelumnya. Thomas Muller dan para pemain Bayern Munchen tentunya amat berbahagia atas raihan prestasi ini, meski mereka tidak punya banyak waktu untuk merayakannya.

Saya pun mulai menerka-nerka, bagaimana nikmatnya sextuple; jangan-jangan rasanya seperti enam kali klimaks dalam sekali bercinta!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun