Mohon tunggu...
Mariemon Simon Setiawan
Mariemon Simon Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Silentio Stampa!

Orang Maumere yang suka makan, sastra, musik, dan sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Selamat Datang di Bajawa, Flores-NTT!

28 Desember 2020   21:02 Diperbarui: 30 Desember 2020   20:30 1816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Air Terjun Ogi. Dokpri, 2018)

Flores memang selalu menarik. Salah satu pulau di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menyimpan banyak sekali keindahan alam dan ragam kultur budaya yang masih kental. Perpaduan manis antara keduanya itu menjadikan Flores tampak eksotis, indah, dan selalu mencuri perhatian.

Khusus bagi Anda yang mengenal Flores-NTT hanya karena Danau Tiga Warna Kelimutu, hewan purba komodo, dan kampung asalnya Betrand Peto, tampaknya Anda perlu menjelajahi keindahan Flores lebih jauh lagi. 

Dan salah satu destinasi menarik dan instagramable yang perlu masuk dalam daftar liburan Anda adalah sebuah kota dingin yang selalu bikin rindu: Bajawa.

Saya dan seorang teman berangkat ke Bajawa dari Maumere (kota asal saya) dengan kendaraan roda dua. Kami harus melewati dua kabupaten (Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo) dan butuh waktu kurang lebih 7 jam perjalanan untuk bisa sampai di sana. 

Sepanjang perjalanan, kami disuguhkan dengan pemandangan alam yang memanjakan mata, daerah persawahan, pesisir pantai selatan Flores, hingga hiruk pikuk pasar tradisional.

Memasuki daerah Bajawa, dingin mulai menyengat. Kabut mulai menyelimuti, dan jarak pandang mulai terbatas, sementara hari sudah mulai gelap. 

Kami lalu menuju rumah seorang kerabat di Mangulewa. Ia membawa kami ke dapur, menghangatkan diri dengan duduk mengelilingi tungku api, menikmati kopi Bajawa sambil bercerita bersama anggota keluarga.

"Selamat datang di Bajawa, teman. Di sini terkadang tungku api lebih ramai daripada ruang tamu!" ucap sang kerabat dengan nada kelakar.

***

Bajawa adalah salah daerah subur dengan potensi pariwisata yang cukup menjanjikan. Keindahan panorama alam memang menjadi sajian utama, tetapi Anda juga bisa menikmati beragam wisata budaya dan wisata rohani. Di sana, Anda masih dapat dengan mudah menemukan rumah-rumah adat, seperti Kampung Adat Bena.

Tarian tradisional Ja'i khas Bajawa pun kerap hadir di tenda-tenda pesta, tidak saja di Bajawa tetapi juga seluruh daratan Flores. Di sana juga terdapat Seminari St. Yohanes Berkhmans-Mataloko, salah satu panti pendidikan calon imam Katolik tertua di Indonesia. 

Dan jangan lupa juga dengan tua bhara, minuman tradisional khas Bajawa hasil sadapan dari enau yang selalu menghangatkan itu.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Wolobobo. Wolobobo adalah salah satu destinasi yang wajib Anda kunjungi jika berlibur ke Bajawa. Konon, Anda dianggap sudah pernah ke Bajawa jika sudah menjejakkan kaki di Wolobobo. 

Terletak di dataran tinggi, mata Anda akan dimanjakan dengan pemandangan kota kecil Bajawa, daerah Langa, perbukitan, dan tentunya Gunung Inerie, salah satu ikon Kabupaten Ngada.

Puncak Wolobobo pun terlihat indah jika cuaca cerah berawan. Anda akan menyaksikan lautan awan yang menutupi seluruh permukaan kaki gunung Inerie, seolah-olah memberi kesan bahwa Anda sedang berada di 'negeri di atas awan'.

Keindahan Wolobobo pun dilengkapi dengan penataan tempat yang rapih dan bersih. Tersedia juga beberapa tempat untuk beristirahat dan beberapa spot foto dengan dekorasi yang unik dan menarik. Setengah jam lebih berada di sana, kami lalu beranjak pulang seiring kabut yang mulai menanjak naik.

(Salah satu spot foto di Puncak Wolobobo. Dokpri, 2020)
(Salah satu spot foto di Puncak Wolobobo. Dokpri, 2020)

Dari Wolobobo, kami menuju ke Air Panas Nage, Jerebu'u. Air Panas Nage merupakan salah satu destinasi alternatif di sana jika Anda tidak sempat mengunjungi Pemandian Air Panas So'a (salah satu destinasi pemandian air panas yang sudah cukup terkenal). 

Air Panas Nage menjadi salah satu cara untuk menangkal dinginnya Bajawa. Setelah puas mandi di sana, kami beristirahat di pondok sambil menikmati segelas kopi, suguhan dari warga lokal.

Keesokan harinya, setelah puas mengelilingi kota Bajawa, kami melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Ogi. Kami harus berjalan kurang lebih sejauh satu kilometer lebih dari parkiran umum menuju air terjun. 

Pemandangan air terjun yang indah dengan penataan lingkungan yang rapih dan minimalis sungguh memanjakan mata, bahkan mengundang kantuk.

(Air Terjun Ogi. Dokpri, 2018)
(Air Terjun Ogi. Dokpri, 2018)

Setelah puas berfoto-foto di sana, kami lalu kembali ke kota Bajawa; makan siang, beristirahat sejenak, lalu kembali melanjutkan perjalanan ke bukit Wolowio.

Bukit Wolowio merupakan salah satu destinasi wisata rohani di Bajawa. Perjalanan menuju puncak Wolowio memang cukup melelahkan, tetapi semua akan terbayar tuntas ketika sudah sampai di puncak. 

Di puncak bukit ini terdapat Patung Bunda Maria dengan tinggi kira-kira 15 meter lebih. Bukit Wolowio ini tampaknya menjadi salah satu destinasi yang cocok bagi Anda yang ingin berwisata rohani sembari mencari ketenangan.

(Patung Bunda Maria di Puncak Wolowio. Dokpri, 2018)
(Patung Bunda Maria di Puncak Wolowio. Dokpri, 2018)

Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Manulalu. Manulalu menjadi tempat yang cocok untuk merangkum semua perjalanan kami selama berada di Bajawa. Letaknya cukup jauh dari kota. 

Tempat ini menyajikan kedamaian dan keindahan. Sepanjang bukit tersebut, mata kita akan dimanjakan dengan taman-taman berisi beragam jenis bunga yang ditata dengan rapih dan menarik. Ada juga beberapa tempat untuk beristirahat dan spot foto menarik dengan konsep alam.

Setelah puas menikmati keindahan di punggung bukit tersebut, kami lalu beristirahat di Cafe Heavens Door yang letaknya di samping pintu masuk Manulalu. 

Kami lalu naik ke lantai atas cafe, dan menyaksikan pemandangan yang sungguh indah dari atas sini. Gunung Inerie terlihat dengan jelas, bahkan lebih dekat. Tampak Kampung Adat Bena juga terlihat jelas di bawah kakinya dengan gunung Inerie sebagai latarnya.

(Salah satu spot foto yang menarik di Manulalu. Dokpri, 2018)
(Salah satu spot foto yang menarik di Manulalu. Dokpri, 2018)

Saya sendiri sangat menikmati momen di sini, menikmati kedamaian dan ketenangan yang jauh dari hiruk pikuk kota. Manulalu yang dingin, duduk ngopi dan menghisap rokok sambil menyaksikan awan-awan kecil yang merangkak perlahan menutupi gunung Inerie; sungguh suatu penutup yang pas penuh damai dari beberapa perjalanan selama berlibur di Bajawa.

Tempat-tempat wisata yang kami kunjungi di atas hanyalah beberapa dari sekian banyak destinasi menarik lainnya yang tidak sempat kami kunjungi selama berada di Bajawa. 

Masih ada beberapa tempat menarik lainnya yang wajib Anda kunjungi seperti Kampung Adat Bena, Bukit Watunariwowo-Langa, Wisata 17 Pulau Riung, Pemandian Air Panas Soa, dan beberapa destinasi pariwisata lainnya yang masih alami.

(Gunung Inerie dilihat dari lantai atas Cafe Heavens Door. Dokpri, 2018)
(Gunung Inerie dilihat dari lantai atas Cafe Heavens Door. Dokpri, 2018)

***

Dinginnya Bajawa memang selalu bikin orang menggigil karena rindu. Saya pun demikian. 

Rasanya ingin mengulangi saat-saat ketika duduk mengelilingi tungku api, bercerita dan tertawa bersama anggota keluarga sambil menikmati ayam bakar dan meneguk tua bhara khas Bajawa. Dan rasanya, sudah pasti: ahh, mantap!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun