PEMBAHASAN UTAMAÂ
- VTV Vereenigning Toeristenverkeer (VTV) secara resmi berdiri pada tanggal 13 April 1908. Merupakan sebuah organisasi pariwisata yang menjadi pemeran utama dalam kajian buku "Pariwisata Hindia Belanda". Pembahasan VTV terlihat begitu mendominasi didalam buku karya Ahmad Sunjayadi. kajian mendalam terkait organisasi VTV bisa kita temukan di beberapa Bab. Seperti Pada Bab IV, terkait pembahasan tentang  struktur pengurus VTV pusat dan wakil pemerintah, perwakilan VTV di luar negeri dan perhimpunan, organisasi pendukung, masalah ketidakpuasan dan subsidi. Pada Bab V, terkait rencana dan upaya awal VTV, Publikasi VTV dan Publikasi non-VTV terkait promosi Pariwisata Hindia-Belanda.
- Objektivitas yang dikemas oleh penulis sangat menarik. Terkait kumpulan catatan para pelancong yang memiliki backround berbeda-beda. Seperti Marius Buys (1891) sebagai pendeta yang kerap melakukan dinas di berbagai daerah. Periode 1879-1885 ia ditugaskan di Riau, Makassar, Cirebon. Frans Hendrik Karel Zaalbergh (1873-1928) adalah seseorang wartawan dan politisi yang lahir pada 28 November 1873 di Batavia. Johan Martinus Gantvoort (1864-1944) lahir di Amsterdam pada 31 Desember. Memiliki latar karir dalam dunia perhotelan di Hindia-Belanda sudah sangat lama (sejak akhir abad ke-19). Pernah berkarir sebagai direktur Hotel Des Indes di Batavia pada 1903. Louis Constant Westenek (1872-1939) dengan latar belakang sebagai pejabat tinggi. Semasa menjabat ia menghasilkan beberapa tulisan tentang adat, cerita rakyat Minangkabau, serta menggagas kegiatan turisme setempat, seperti buku panduan Gids voor Fort de Kock en Omstreken (1907) dll. Dan pelancong terakhir terdapat Joannes Benedictus van Heutsz (1851-1924) pada puncak karirnya menjadi Gubernur Jenderal di Hindia-Belanda. Pada periode ketika ia menjadi gubernur-jenderal, kegiatan pariwisata di Hindia-Belanda mulai diatur. merupakan sebagai salah satu tokoh penting dalam pembentukan organisasi VTV.
EVALUASI DAN SARAN
Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap hasil karya luar biasa dari Ahmad Sunjayadi, memberikan perspektif baru terhadap penelitian sejarah di Indonesia terkait kontribusi pengkajian sejarah "pariwisata di Hindia Belanda" membuka ladang baru, untuk penelitian sejarah yang sudah lama terjebak pada beberapa aspek sejarah konvensioanal membosankan seperti sejarah Politik atau sejarah dengan sudut pandang pemerintah.Â
Setelah menyelami pembahasan buku ini, ada beberapa wilayah yang porsi pembahasannya kepariwisataan sangat sedikit khusunya di luar pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan dan Indonesia Timur. Adapun pariwisata di wilayah Papua merupakan daerah yang sama sekali tidak menjadi pembahasan dalam buku ini. Nanggung rasanya, jika keindahan Papua tidak bisa melengkapi keindahan buku ini "Pariwisata Hindia Belanda". Karena, Papua merupakan gugusan surga dari salah satu ribuan pulau yang tergabung dalam bentuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H