Mohon tunggu...
Maria Yulianti
Maria Yulianti Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

NIM : 43223110066 | Program Studi : Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   15:44 Diperbarui: 21 November 2024   15:44 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6. Kebersihan Hati dan Niat (Sucining Ati lan Niat)

Akhirnya, Ki Ageng Suryomentaram juga menekankan pentingnya kebersihan hati dan niat dalam setiap tindakan. Niat yang baik dan hati yang bersih akan mendorong seseorang untuk selalu berbuat yang benar, bahkan dalam situasi yang penuh tekanan atau godaan. Dalam pencegahan korupsi, kebersihan hati ini sangat penting karena banyak tindakan koruptif yang dilakukan karena niat yang salah atau tercemar oleh egoisme. Pemimpin yang memiliki hati yang bersih akan selalu berusaha untuk membuat keputusan yang terbaik untuk rakyat, meskipun keputusan tersebut tidak menguntungkan dirinya sendiri. Dengan menjaga kebersihan hati dan niat, seorang pemimpin akan terhindar dari perilaku yang merusak dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral yang tinggi.

Nilai-nilai utama dalam kebatinan Ki Ageng Suryomentaram---pengendalian diri, kesadaran batin, ketulusan, keadilan, kesabaran, dan kebersihan hati---merupakan landasan yang sangat kuat untuk mencegah perilaku koruptif. Dengan menginternalisasi ajaran-ajaran ini, individu, khususnya pemimpin, dapat membentuk karakter yang berintegritas, jujur, dan bertanggung jawab. Dalam dunia yang penuh dengan godaan dan tekanan material, ajaran kebatinan ini memberikan jalan untuk menjaga moralitas dan etika, serta menciptakan lingkungan yang bebas dari korupsi.

Konsep "Mimpin Diri Sendiri" dalam Ajaran Ki Ageng Suryomentaram untuk Membentuk Karakter Pemimpin yang Berintegritas dan Menghindari Korupsi

Ki Ageng Suryomentaram, seorang tokoh kebatinan dan spiritualis dari tradisi Jawa, mengajarkan pentingnya konsep "mimpin diri sendiri" (memimpin diri sendiri) sebagai dasar untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, baik secara pribadi maupun sosial. Konsep ini sangat relevan dalam konteks kepemimpinan, karena seseorang yang mampu memimpin dirinya sendiri akan memiliki kontrol penuh atas pikirannya, emosinya, dan tindakannya. Ini adalah langkah awal yang esensial dalam membentuk seorang pemimpin yang berintegritas dan mampu menghindari perilaku koruptif. Dalam dunia yang penuh dengan godaan kekuasaan, uang, dan materi, ajaran Ki Ageng Suryomentaram menawarkan pendekatan spiritual dan moral untuk membangun karakter seorang pemimpin yang jujur, adil, dan bertanggung jawab.

1. Pengertian "Mimpin Diri Sendiri" dalam Ajaran Ki Ageng Suryomentaram

Secara sederhana, mimpin diri sendiri berarti kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan diri. Dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram, mimpin diri sendiri bukan hanya sekadar kontrol diri secara fisik atau perilaku, tetapi juga melibatkan aspek batiniah, seperti pengendalian nafsu, emosi, dan pikiran. Menurut Ki Ageng, seseorang yang mampu memimpin dirinya sendiri memiliki kendali penuh atas dirinya, tidak dikuasai oleh godaan atau dorongan dari luar yang bisa mengarah pada perilaku yang tidak etis atau koruptif. Penerapan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan proses panjang untuk memahami diri, mengelola emosi, dan menjaga keseimbangan batin. Seorang pemimpin yang mengamalkan ajaran ini akan berfokus pada pemurnian diri, menjaga pikiran agar tetap jernih, dan bertindak berdasarkan prinsip moral yang tinggi, bukan berdasarkan dorongan ego atau keinginan pribadi. Dengan demikian, mimpin diri sendiri dapat membentuk karakter yang teguh, berintegritas, dan tidak mudah terpengaruh oleh godaan eksternal.

2. Pengendalian Diri: Kunci dari Integritas Pemimpin

Salah satu aspek utama dari mimpin diri sendiri dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram adalah pengendalian diri, yang mencakup pengendalian hawa nafsu dan emosi. Dalam kehidupan pemimpin, pengendalian diri adalah hal yang sangat penting, karena keputusan-keputusan yang diambil oleh pemimpin sering kali melibatkan tanggung jawab yang besar terhadap banyak orang. Ketika pemimpin tidak mampu mengendalikan diri, mereka mungkin akan membuat keputusan yang merugikan masyarakat atau bahkan negara, misalnya melalui tindakan korupsi. Pengendalian diri yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram mengharuskan pemimpin untuk selalu introspeksi diri, menjaga keikhlasan dalam setiap tindakan, serta tidak terjebak dalam godaan kekuasaan atau uang. Dalam praktiknya, pengendalian diri ini bisa berbentuk kesediaan untuk menahan diri dari praktik yang tidak etis atau mengambil keputusan yang sulit tetapi benar, meskipun mungkin tidak menguntungkan secara pribadi. Misalnya, seorang pemimpin yang berintegritas akan menolak untuk menerima suap, meskipun tawaran tersebut datang dengan imbalan yang besar, karena mereka telah memimpin diri mereka untuk selalu menjaga moralitas dan etika.

3. Kesadaran dan Introspeksi: Menghindari Perilaku Koruptif

Kesadaran diri adalah konsep yang sangat ditekankan dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram. Dalam konteks mimpin diri sendiri, kesadaran ini mengharuskan pemimpin untuk selalu eling lan waspada (ingat dan waspada) terhadap apa yang terjadi dalam dirinya. Pemimpin yang memiliki kesadaran diri yang tinggi akan selalu melakukan introspeksi untuk memastikan bahwa tindakan yang diambilnya tidak bertentangan dengan prinsip moral dan etika. Kesadaran ini juga memungkinkan pemimpin untuk mengenali potensi diri mereka yang negatif dan menghindari perbuatan yang bisa merugikan orang lain, seperti perilaku korupsi. Dalam ajaran Ki Ageng, kesadaran diri bukan hanya tentang kewaspadaan terhadap tindakan fisik, tetapi juga terhadap niat dan tujuan di balik setiap tindakan. Seorang pemimpin yang memiliki kesadaran batin yang tinggi akan selalu memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil berlandaskan pada kebenaran, keadilan, dan kepentingan bersama, bukan pada ambisi pribadi atau kepentingan kelompok. Kesadaran ini juga memungkinkan pemimpin untuk lebih mudah mengenali tanda-tanda atau peluang yang dapat mengarah pada perilaku koruptif dan menghindarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun