Saat kepala penat merambah senduÂ
Sakit tiada Tara merasuki hati sunyiÂ
Biar kutengok lembaran waktu berlalu
Setengah abad telah berlalu bermakna
Saat lelahku kuharap jadi berkah manis
Ternyata kesedihan karena semua mati
Mati rasa mati sebagai niat kebanggaan
Yang ada ternyata hanya sebuah celaan
Entah mau dibawa kemana rasa lelahkuÂ
Inging pulang tapi entah dimana rumahku
Saat sang pencipta masih mendiamkankuÂ
Di bumi ini masih harus bersaksi menepiÂ
Apapun yang akan terjadi kunikmati kini
Dengan rasa sakit tak terperikan sendu
Tapi hidup itu memang jalani sendirisaja
Biar tiada yang namanya merepotkanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H