Mohon tunggu...
Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger-Content Writer-Content Placement Artikel di Blog-Jasa Review Produk dan Jasa di Blog Untuk kerja sama bisa email di titikterang751@gmail.com

Blogger Surabaya yang mengelola beberapa blog diantaranya santaisore.com , sahabatcurhat.my.id , curhatyuk.my.id dan masih banyak lagi Senang menulis mengenai dunia HRD, suka mengamati perilaku sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cara Tepat Membangun Healthy Boundaries di Lingkungan Kerja

1 Juni 2024   19:23 Diperbarui: 1 Juni 2024   22:33 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini sedang trend istilah-istilah baru di kehidupan manusia, salah satunya adalah healthy boundaries. Boundaries sendiri dalam Bahasa Indonesia memiliki arti batasan. Sementara dalam hubungannya dengan kehidupan ini, memiliki boundaries berarti kita sebagai manusia harus memiliki batasan, mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang tidak. Mana perilaku orang lain yang dapat kita tolerir dan mana perilaku orang lain yang tidak perlu kita tolerir. Semua ada batasannya.

Tentu saja dengan adanya batasan atau boundaries ini dapat menjaga kita dari rasa tidak nyaman dalam interaksi dengan manusia lainnya. Serta boundaries yang kita ciptakan juga dapat memelihara kesehatan mental diri sendiri. Bukankah saat ini sedang ramai dibahas mengenai pentingnya kesehatan mental dalam jiwa seorang individu.

Memang, boundaries itu seharusnya diri kita sendiri yang menciptakan. Kita sendirilah yang paling tahu mana yang terbaik bagi diri sendiri. Ada beberapa manfaat manakala seorang individu menetapkan batasan untuk dirinya sendiri, antara lain:

  • Menciptakan self love bagi diri sendiri agar terhindar dari stress
  • Melindungi diri sendiri terhadap ancaman atau rasa tidak nyaman dari pihak ketiga
  • Sebagai bentuk atau cara kita menghargai diri sendiri
  • Memelihara hubungan baik dengan teman, kerabat dan juga rekan kerja

Healthy boundaries atau membangun batasan yang sehat itu dapat kita lakukan di lingkungan pertemanan, lingkungan keluarga dan bahkan juga di lingkungan kerja. Bahkan ketika kamu sedang menjalin hubungan percintaan dengan lawan jenis pun, kamu harus dapat membangun healthy boundaries agar tidak dirugikan. 

Kenapa saya menganggap bahwa membangun healthy boundaries itu penting di dunia kerja, karena ketika kamu menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan, maka hampir sebagian besar waktumu dihabiskan di kantor bersama rekan-rekan kerja. 

Tentu saja tak sekadar berkomunikasi membahas masalah seputar pekerjaan, ada kalanya kamu dan rekan kerja terlibat dalam pembicaraan yang menyangkut urusan pribadi. Kalau sudah begini, maka segera buat healthy boundaries agar kamu nyaman ketika berinteraksi dengan rekan kerja.

Tak hanya dengan rekan kerja, healthy boundaries juga perlu dibangun dengan para pimpinan di perusahaan tempat kamu bekerja. Lagi-lagi tujuan dibangun healthy boundaries di dunia kerja tentu saja agar beban kerja tidak melulu berada di pundakmu semata.

Healthy Boundaries di Lingkungan Kerja Sebagai Salah Satu Bentuk Profesionalisme

Ada karyawan baru di kantor tempat teman saya. Suatu ketika beberapa karyawan senior memberikan tugas yang terlalu over limit, namun si anak baru tak dapat menolak, karena merasa sebagai karyawan baru dan dia harus menunjukkan kinerjanya secara optimal. 

Secara tidak sadar, karyawan baru di kantor teman saya tidak bisa menciptakan healthy boundaries untuk dirinya sendiri. Alhasil karyawan baru akan merasa lelah secara fisik maupun mental karena mendapatkan tugas bertubi-tubi dari karyawan senior.

Oleh karena itu, sebagai karyawan, baik itu yang statusnya baru maupun sudah lama bekerja, ada baiknya membangun healthy boundaries di lingkungan kerjanya. 

1. Tetapkan Batasan Kerja Sebagai Karyawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun