What? Istilah baru apalagi ini? Prokrastinasi? Saya pun baru tahu ada istilah ini ketika akan mengikuti tantangan menulis yang diadakan oleh Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur).Â
Kali ini tema tulisan hari pertama adalah tentang prokrastinasi. Ketahuan banget nih, sebagai blogger saya masih minim literasi. Buktinya ketika disodorkan tema Prokrastinasi, saya buru-buru googling di internet dan mencari tahu apa itu arti dari prokrastinasi .
Prokrastinasi sendiri memiliki arti sebagai sebuah kebiasaan yang kerap dilakukan oleh seseorang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Kalau di kalangan blogger mungkin nih, istilah prokrastinasi bisa ditujukan kepada para pejuang DL atau deadline.Â
Eh, bercanda lho saya, hahaha. Sebab saya sediri juga pernah menjadi pejuang deadline. Artinya saya pun pernah terjebak dalam kondisi prokrastinasi.
Saya pribadi akhirnya merasa bahwa selama ini mungkin terjebak dalam kondisi prokrastinasi. Saya pernah scroll media sosial selama 3 jam, padahal rencana awal ingin menyelesaikan job menulis artikel.Â
Alhasil selama 3 jam itu saya tidak menghasilkan apa-apa, hingga akhirnya baru bisa menulis artikel keesokan harinya.Â
Bayangkan selama 3 jam saya hanya melakukan hal yang sia-sia belaka. Hingga akhirnya saya menyadari setelah membaca banyak literatur bahwa sebenarnya saya sedang terserang kondisi prokrastinasi.
Sebenarnya ada beberapa kondisi ketika seseorang terjebak prokrastinasi misalnya saja:
- Rasa malas yang berlebihan
- Menganggap masih banyak waktu yang dimiliki serta masih ada hari esok
- Munculnya perasaan negatif dalam diri seseorang.
Jika Karyawan Terjebak Prokrastinasi, Ini yang Harus Dilakukan
Semua orang bisa terjebak dalam kondisi prokrastinasi , tak terkecuali. Seorang pekerja freelance seperti saya, ibu rumah tangga sekalipun dan juga karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan dapat berada dalam kondisi prokrastinasi.Â
Jika kalian terlalu sering berada dalam kondisi prokrastinasi tentu saja dampaknya kurang baik, misalnya saja: