Mohon tunggu...
Maria Rosa Paramitha
Maria Rosa Paramitha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

....

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kiat UMKM dalam Upayanya Menghadirkan Sustainability Fashion

26 Desember 2021   07:00 Diperbarui: 26 Desember 2021   07:03 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesatnya pergerakan tren fast fashion membuat munculnya kontroversi dari suksesnya tren ini. Dikutip dari katadata.co.id, di tahun 2019 sebanyak 50% upah yang dibayarkan kepada pekerja ada di bawah upah minimum. Selain itu, sebanyak 5,6 dari 100 pekerja mengalami cedera dalam bekerja.

Selain berdampak pada lingkup sosial, tren fast fashion juga memberi dampak pada lingkungan. Dilihat dari produksinya, pakaian dapat menghasilkan mikrofiber atau serat sintetis plastik hingga 50 miliar plastik per tahunnya. Bahkan sekali produksi satu kaos katun menghabiskan 2.700 liter air atau sama dengan air minum satu orang selama 2,5 tahun. Lebih parahnya lagi, tren ini ikut berkontribusi dengan menghasilkan 1.715 juta ton karbon dioksida per tahun.

Sustainability Fashion

Fesyen berkelanjutan adalah sebuah gerakan yang mengarah pada pakaian dan produk fesyen lainnya yang ramah lingkungan dan menghargai masyarakat dimana pakaian itu diproduksi (Nidia dan Suhartini, 2020).

Dengan kata lain, sustainability fashion berarti pihak produsen lebih bertanggung jawab, tak hanya kepada konsumen - dengan menyajikan pakaian yang aman bagi kesehatan, tetapi juga kepada lingkungan - dengan melakukan produksi yang tidak mencemari alam, serta kepada para pembuatnya - mulai dari para buruh pabrik hingga jalur distribusi dengan membagi keuntungan secara adil.

Sustainability Fashion muncul karena semakin pahamnya para perancang busana, produsen, hingga masyakarat dengan dampak yang timbul dari tren fast fashion. Didukung dari pernyataan Kim & Damhorst (dalam Kim, 2010) menyatakan bahwa mulai banyak produsen yang menggunakan konsep “green marketing” untuk menggaet konsumen.

            Upaya produsen dalam sustainability fashion dapat dilihat dari:

  1. Mendaur ulang pakaian dengan memberi sentuhan model baru.
  2. Distribusi minim energi dan emisi.
  3. Menggunakan lebih sedikit bahan yang menghasilkan mikrofiber.
  4. Tidak menggunakan bahan dari kulit hewan yang dicampur dengan bahan kimia.

Upaya UMKM di Indonesia

Contoh nyata di Indonesia, Haryadin (43), yang merupakan seorang produsen pembuatan produk tas dan dompet di Kasihan, Bantul. Bermula dari ikut saudaranya, ia terdorong untuk berdiri sendiri membuka usaha kerajinan. Haryadin sebagai seorang produsen telah paham akan produknya yang tidak menyumbang dampak buruk pada lingkungan ataupun sosial.

Ia menyulap kain-kain sisa atau perca sebagai bahan utama untuk pembuatan tas dan dompet pesanan. Hal ini tentu mendukung upaya konsumen untuk menyelamatkan bumi dengan menggunakan kembali kain buangan. Selain itu, ia juga mampu menekan ongkos produksi jika dibandingkan menggunakan kain baru.

Dalam memunculkan inovasi produknya, Haryadin bekerja sama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Wira Desa dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kerja sama ini bertujuan untuk memunculkan ide dan produk baru yang lebih sustainable namun tetap dapat masuk ke semua pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun