4. Analisis Isu Kontemporer
A. Isu-Isu Strategis Kontemporer    Â
PNS tidak hanya dihadapkan dengan pengaruh internal, tetapi juga dihadapkan dengan pengaruh eksternal yang kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 1924, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara sehingga perlunya pemahaman kritis terkait isu-isu kritikal yang sedang terjadi maupun yang berpotensi akan terjadi. Isu-isu tersebut misalnya korupsi, narkoba, bahaya paham radikalisme/terorisme, cyber crime, money laundry, dan proxy war.
PNS harus mengenali konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari pentingnya modal insani, dengan menunjukkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan objektif dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis. Modal Insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis diantaranya adalah modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, modal etika/moral, modal kesehatan.
B. Teknik Analisis Isu
Isu kritikal umumnya terbagi 3 (tiga), yaitu:
a. Isu Saat Ini (currrent issue), isu yang mendapatkan sorotan publik secara luas dan perlu penanganan sesegra mungkin dari pengambil keputusan;
b. Isu Berkembang (emerging issue), isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari isu tersebut, dan;
c. Isu Potensial, kelompok isu yang belum nampak dalam ruang publik namun dapat terindikasi dari beberapa isntrumen yang mengidentifikasi adanya kemungkinan isu tersebut merebak di masa depan.
Dalam menganalisis apakah isu tersebut termasuk isu kritikal maka dapat melakukan "Issue Scan", yaitu teknik mengenali isu melalui proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut melalui "Media Scanning, Existing Data, Knowledgeable Others, Public and Private Organizations, dan Public at Large".
Teknik - Teknik Analisis Isu
- Teknik Tapisan Isu
Dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria: Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Alat bantu tapisan lainnya misalnnya dengan menggunakan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth) dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG.
- Teknik Analisis Isu
Setelah menganalisis dengan teknik tapisan, maka selanjutnya analisis secara mendalam menggunakan alat bantu dengan teknik system mindmapping, fishbone diagram dan analisis SWOT.
Kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam. Bela negara adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945. Maka, Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara
Berikut adalah manfaat apabila kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik:
- Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain;
- Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan;
- Membentuk mental dan fisik yang tangguh;
- Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri;
- Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team Building;
- Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu;
- Berbakti pada orang tua, bangsa, agama;
- Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan;
- Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin;
- Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.